Logo

Jurus Petani dan Peternak Inggris Melawan Pemanasan Global

Reporter:

Selasa, 20 August 2019 06:55 UTC

Jurus Petani dan Peternak Inggris Melawan Pemanasan Global

Ilustrasi oleh Cheppy Canggih

JATIMNET.COM, Surabaya – Petani dan peternak di Inggris punya lima jurus untuk memerangi pemanasan global, setelah mereka disebut menyumbang sembilan persen emisi penyebab rumah kaca di Inggris, terutama jenis metan.

Serikat Petani Nasional (NFU) Inggris, yang beranggotakan 55 ribu petani, telah menetapkan nol-emisi di Inggris pada 2040.

Sejumlah perubahan mengejutkan kini telah muncul di pertanian dan peternakan Inggris.

1.Menggunakan robot

Ilmuwan di Wilsthire mengembangkan robot berbaterai kecil yang digunakan sebagai pengganti traktor.

BACA JUGA: Antisipasi Global Warming Risma Tanam Cemara Udang

Traktor menggunakan diesel, bahan bakar utama penyumbang emisi di bidang pertanian.

“Menggunakan robot memotong penggunaan energi hingga 90 persen,” kata Sarra Mander dari Perusahaan Robot Kecil di Salisbury, dikutip dari Bbc.com, pada Selasa 20 Agustus 2019.

Mesin ini bergantung pada kecerdasan  buatan yang bertugas menyebar benih, mengidentifikasi rumput, dan memberikan pupuk dalam jumlah dan di tempat yang tepat, dibanding menyemprotkannya ke seluruh lahan.

 2. Menggunakan pesawat nirawak untuk memetakan lahan

Drone dan traktor bersensor digunakan untuk membantu petani menentukan pola kelembaban, rumput, dan hama.

BACA JUGA: 10 Negara yang Terancam Kelaparan Akibat Pemanasan Global

Data ini kemudian dioleh oleh mesin untuk menyesuikan dengan area yang harus dikelola, dan meninggalkan area yang lain.

Pemetaan dan analisis lahan menyebabkan petani bisa menggunakan pupuk nitrogen hanya di tempat yang dibutuhkan dan sesuai, sehingga memotong gas buangnya.

Pupuk nitrogen dibuat dengan banyak tenaga, dan jika digunakan pada waktu dan jumlah yang tak tepat, akan menyebabkan bakteri muncul dan menghasilkan dinitrogen oksida.

BACA JUGA: Amerika Serikat Jadi Penyumbang Sampah Terbesar Dunia

Dinitrogen oksida menjebak panas di atmosfer 200 hingga 300 kali lebih efektif dibanding karbon dioksida.

3. Menanam lebih banyak pohon

Nicck Frau, dari Teman Bumi, mengatakan “Teknologi Baru sangat membantu, tapi sederhana, solusi berteknologi rendah juga dibutuhkan,”.

Nick percaya jika ada potensi dan solusi besar dalam menanam pohon tertentu.

Teman Bumi menyerukan memperbanyak jumlah pohon, untuk meningkatkan penyimpanan karbon, mencegah banjir dan erosi tanah.

BACA JUGA: Suhu Udara di Indonesia Tahun Depan Diperkirakan Lebih Panas

Petani Cambridgeshire, Stephen Briggs setuju, “ini tentang mengambil pelajaran dari alam,”.

Ia kini menanam 13 varietas pohon apel di atas 12 hektare lahan atau sekitar 8 persen dari lahan pertaniannya.

Keuntungannya telah meningkat sejak ia memberlakukan perubahan, sekitar 10 tahun lalu.

“Dengan menanam pohon bersama gandum, kamu memperluas ruang produktif ke udara dan pada lahan, dan memperpanjang periode penangkapan sinar matahari selama setahun,”.

Perlindungan atas angin yang muncul dari pohon bisa mengurangi masa penyimpanan ternak di dalam ruangan, sehingga mengurangi konsumsi energi dan memotong gas buang.

4. Menempatkan ternak di luar lebih lama

Petani yang menempatkan ternaknya di luar ruangan lebih lama di Inggris, bisa membantu memotong gas buang dari transportasi ribuan mil jauhnya.

BACA JUGA: Serukan Pemanasan Global Remaja 16 Tahun Diusulkan Terima Nobel

Ketika ternak disimpan di dalam ruangan, sering kali mereka diberi makan kedelai impor dari Amerika Latin.

Soya sering kali ditanam di atas lahan bekas hutan hujan, sehingga permintaan makanan di Inggris, menurut para kritikus, meningkatkan deforestasi.

Produksi kedelai untuk pakan ternak adalah pendorong deforestasi terbesar, menurut Atlas Hutan Global. Di Amazon, diperkirakan sebesar 20 persen hutan hilang sejak 1970.

5. Memotong emisi gas metan

Sapi dan domba menghasilkan gas metan lewat kotoran mereka. Metan memroduksi panas di atmosfer 21 kali lebih banyak dibanding karbon dioksida.

BACA JUGA: 2018 Panas Di Bumi Melebihi Rata-Rata Suhu Abad 20

Sejumlah pendekatan dilakukan untuk mengurangi metan dari hewan ternak.

Di Skotlandia, peternakan daging sapi memilih hewan ternak berdasar seberapa banyak gas metan yang diproduksi di kotoran mereka.

Untuk peternakan susu sapi, yang mulai memproduksi susu untuk sapi usia dua tahun, terdapat pendekatan untuk memperpanjang usia produktif sapi di Amerika Serikat, sehingga perbandingan antara sapi yang tak produktif dan membutuhkan energi lebih banyak dan menyumbang gas emisi bisa dikurangi.

Sederhananya, membesarkan sapi yang bisa memproduksi susu lebih lama akan mengurangi konsumsi susu untuk anak sapi sebagai penggantinya, yang akan membutuhkan energi dan menghasilkan metan, tanpa menghasilkan susu, dalam satu hingga dua tahun usia awalnya.

BACA JUGA: Tanam Mangrove, Risma Berharap Turunkan Suhu Surabaya hingga 18 Derajat Celsius

Untuk domba, dengan kemungkinan masa produktif antara enam hingga delapan bulan, tujuannya adalah untuk menghasilkan domba yang lebih cepat besar sehingga bisa dipotong lebih dini.

Penelitian di Wales menyebutkan ada pengurangan usia hingga enam hari bagi domba yang besar, meskipun sejumlah peternak melaporkan pengurangan bisa mencapai 30 hari.