Senin, 01 July 2019 05:57 UTC
Ilustrasi oleh Pexels
JATIMNET.COM, Surabaya – Rata-rata suhu udara di Indonesia di tahun 2020-2030 akan lebih panas 0,2 derajat hingga 0,3 derajat Celsius, dibandingkan suhu di tahun 2005-2015.
"Berdasarkan hasil simulasi proyeksi iklim multimodel menggunakan skenario RCP4.5, suhu udara akan lebih panas pada 2020--2030," kata Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin 1 Juli 2019.
Herizal mengatakan wilayah yang diperkirakan mengalami kenaikan suhu tertinggi pada 2020--2030 adalah Sumatera Selatan, bagian tengah Papua, dan sebagian Papua Barat.
Untuk mengantisipasi suhu udara permukaan yang semakin panas di masa yang akan datang yang disebabkan fenomena pemanasan global, Herizal mengatakan perlu ada upaya adaptasi dan mitigasi.
BACA JUGA: Kemarau, Sebagian Wilayah di Surabaya Rawan Kekeringan
"Upaya itu harus dimulai dari kesadaran untuk mengurangi hal-hal yang dapat meningkatkan emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfer dan membekali diri dengan pengetahuan tentang dampak buruk perubahan iklim," tuturnya.
Herizal mengatakan fenomena suhu tinggi di Timur Tengah tidak dapat langsung dikaitkan dengan perubahan iklim. Berdasarkan catatan sejarah, suhu pada kisaran 50 derajat Celsius cukup sering terjadi sehingga disimpulkan fenomena tersebut merupakan variasi iklim di wilayah tersebut.
Fenomena suhu tinggi di Timur Tengah juga diperkirakan tidak akan berdampak pada wilayah Indonesia.
"Sistem sirkulasi udara yang menyebabkan gelombang panas di Timur Tengah berbeda dan tidak mengarah atau menuju ke Indonesia. Selain itu, sangat kecil peluang suhu panas yang mencapai lebih dari 50 derajat Celsius terjadi di Indonesia," katanya. (ant)