Logo
Jangan Cuma Kerja Keras, tapi Juga Kerja Cerdas

Superproduktif Seperti Elon Musk, Ini Cara Cerdas Mengatur Waktu dalam Sehari

Reporter:

Minggu, 26 October 2025 14:54 UTC

Superproduktif Seperti Elon Musk, Ini Cara Cerdas Mengatur Waktu dalam Sehari

Elon Musk nampak santai mengenakan kaos ketika menemui Presiden Jokowi di markas SpaceX tahun 2022 silam. Foto: Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan

JATIMNET.COM - Elon Musk dikenal sebagai sosok yang mampu menjalankan berbagai perusahaan besar secara bersamaan, mulai dari Tesla (perusahaan mobil listrik dan energi terbarukan), SpaceX (bisnis transportasi luar angkasa), X (dulu bernama Twitter, perusahaan media sosial), Neuralink (bioteknologi), hingga The Boring Company (infrastruktur terowongan).

Pria yang masih nampak awet muda di usia 54 tahun ini, pada tahun 2025 dilaporkan Forbes memiliki kekayaan hingga mencapai US$392,1 miliar atau setara dengan Rp6.125 triliun, dengan asumsi nilai kurs Rp15.600/ US$. Ini menempatkan Elon Musk sebagai orang terkaya di dunia saat ini, sekaligus manusia pertama di bumi yang kekayaannya melampaui angka Rp 6 ribu triliun. Kekayaan Elon Musk ini jauh melampaui harta orang terkaya kedua di bawahnya, yakni Jeff Bezos yang 'hanya' memiliki kekayaan US$204,3 miliar.

Tak hanya jenius dan kaya raya, Elon Musk juga dikenal mampu menguasai berbagai bidang dengan sukses. Meski mengelola bisnis di berbagai bidang, tingkat produktivitasnya tetap tinggi. Rahasianya terletak pada cara ia mengatur waktu dan membuat keputusan secara efisien. Inilah kunci keberhasilannya mencapai predikat orang terkaya di muka bumi saat ini. 

Banyak orang mengira kesuksesan Elon Musk datang semata karena kerja keras. Padahal, ia memadukan kerja keras dengan kerja cerdas. Prinsip yang dipegangnya sederhana: bukan seberapa lama seseorang bekerja, melainkan seberapa efektif waktu yang digunakan setiap harinya. Musk berusaha agar setiap jam yang ia miliki menghasilkan nilai setara ratusan jam orang lain.

 

Rencanakan Jadwal Kerja Tiap 5 Menit Setiap Hari

Salah satu rahasia utamanya adalah manajemen waktu ekstrem melalui metode time blocking. Dalam metode ini, setiap aktivitas telah dijadwalkan secara rinci hingga ke dalam interval lima menit. Dalam sehari, setiap blok waktu digunakan untuk tugas tertentu—mulai dari rapat, meninjau desain, hingga menjawab surel. Tidak ada waktu yang terbuang percuma karena semua kegiatan sudah terencana dan dijalankan dengan disiplin tinggi.

Selain itu, Musk menerapkan strategi “satu hari untuk satu perusahaan.” Dalam satu minggu, ia berfokus penuh pada satu perusahaan setiap harinya. Misalnya, Senin untuk Tesla, Selasa untuk SpaceX, dan seterusnya. Pendekatan ini menghindarkan dirinya dari context switching—perpindahan fokus antar topik yang sering kali menguras energi dan menurunkan produktivitas.

Rutinitas hariannya pun diatur secara ketat. Ia memulai hari sekitar pukul tujuh pagi tanpa sarapan, langsung mandi dan bekerja. Waktu pagi digunakan untuk aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti diskusi teknis dan pengambilan keputusan penting. Makan siang kerap dilakukan sambil bekerja, sementara waktu malam dihabiskan bersama keluarga sebelum tidur sekitar pukul sebelas. Bapak 14 anak ini menjaga waktu tidurnya minimal enam jam agar performa tetap optimal.

Dalam hal manajemen proses, Musk menekankan pentingnya membangun tim kecil berisi individu dengan kemampuan terbaik di bidangnya. Ia lebih memilih bekerja dengan sedikit orang yang sangat kompeten, dibanding banyak orang yang membutuhkan banyak arahan.

Prinsipnya sederhana: “Jika membayar murah, hasilnya pun tidak maksimal, maka mending membayar mahal untuk mendapatkan output maksimal.” Dengan begitu, waktu bisa digunakan untuk hal-hal strategis, bukan sekadar mengatur pekerjaan orang lain.

Struktur organisasi yang ia bangun juga cenderung datar, sesuatu yang diluar kebiasaan, apalagi untuk kultur birokrasi di Indonesia. Sederhananya, dalam struktur organisasi yang dibangun Elon Musk, setiap orang bisa berkomunikasi langsung dengan pimpinan tanpa melalui banyak lapisan birokrasi. Tujuannya agar pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan cepat dan efisien.

Baginya, birokrasi yang berlebihan hanya akan memperlambat inovasi.

Ia juga memanfaatkan sistem digital seperti enterprise resource planning (ERP) untuk mengintegrasikan seluruh proses kerja—mulai dari inventori, penjualan, hingga sumber daya manusia. Dengan sistem ini, semua data dan proses bisnis dapat terpantau secara real time dan meminimalkan kesalahan manusia.

 

Benci Rapat tak Efisian, Cepat Ambil Keputusan Tanpa Takut Salah

Rahasia berikutnya terletak pada cara membuat keputusan. Elon Musk terkenal menolak rapat yang tidak efisien. Setiap pertemuan harus memiliki tujuan dan hasil yang jelas. Jika suatu rapat berjalan terlalu lama tanpa arah, ia tidak segan untuk meninggalkan ruangan. Bagi Elon Musk, waktu yang dihabiskan tanpa produktivitas adalah bentuk pemborosan terbesar.

Jika di Indonesia, pimpinan macam Elon Musk mungkin akan dianggap sombong. Namun, itu dilakukan Elon Musk demi mencapai efektivitas kerja. Karena baginya, setiap menit waktu yang berlalu, adalah sangat berharga.

Keputusan bisnis juga harus dibuat dengan cepat. Prinsipnya, lebih baik mengambil keputusan yang salah dan segera belajar darinya, daripada menunda terlalu lama untuk mencari kesempurnaan. Ia memegang filosofi move fast and break things—bergerak cepat dan belajar dari kegagalan.

Dalam setiap pengambilan keputusan, Musk menggunakan pendekatan first principles thinking, yaitu berpikir berdasarkan prinsip dasar, bukan mengikuti kebiasaan atau analogi. Ia membedah masalah hingga ke akar penyebabnya, lalu mencari solusi dari nol berdasarkan fakta. Pendekatan ini melahirkan banyak inovasi besar, seperti roket SpaceX yang dapat digunakan kembali untuk memangkas biaya peluncuran.

Cara berpikir ini membuat setiap keputusan yang diambil Musk lebih cepat, berani, dan efisien. Prinsipnya sederhana: fokus pada inti masalah, buang hal-hal yang tidak perlu, dan gunakan waktu seproduktif mungkin.