Sabtu, 30 October 2021 23:40 UTC
Abdurrahim saat tengah bekerja di tambak udang miliknya, Foto : Diskominfo.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Sempat menjadi korban PHK akibat pandemi Covid-19, seorang eks pekerja tambak udang di Kabupaten Probolinggo kini malah sukses, menjadi juragan tambak udang vannamei.
Adalah Abdurrohim (38), warga Desa Pajurangan, Kecamatan Gending. Jika semula penghasilannya masih pas-pasan guna mencukupi kebutuhan hidup, namun saat ini malah sebaliknya.
Abdurrohim mengaku dari usaha tambak Udang Vannamei miliknya, ia telah mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga jutaan rupiah dalam setiap kali panennya.
Pria yang akrab disapa Durrahim tersebut mengungkapkan, usahanya berawal sewaktu ia mendengar informasi adanya pelatihan budidaya udang vannamei air laut buatan di Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo.
Baca Juga: Pemprov Jatim Diminta Tambah Pelatihan bagi Masyarakat Korban PHK
Karena telah terhimpit kebutuhan ekonomi, ia pun mengajak tiga rekan senasibnya untuk mengikuti pelatihan tersebut. "Awalnya gak yakin, udang vannamei bisa hidup dan berkembang di media terpal bundar, sempit, serta hanya mengandalkan air laut buatan terfilterisasi. Namun setelah dipraktekkan, berdasarkan ilmu sewaktu pelatihan ternyata bisa," katanya, Sabtu 30 Oktober 2021.
Durrahim mengatakan, awalnya ia memanfaatkan lahan disamping rumahnya sebagai lokasi usaha budidaya. Menggunakan alas terpal berukuran mini seluas 7×6 meter dengan kedalaman 0,5 meter, untuk enam ribu ekor benur udang vannamei.
Lalu dilengkapi pompa air listrik untuk menjalankan sistem filterisasi, seperangkat aerator, air tua garam (bittern) dan kebutuhan pakan untuk satu siklus (65-70 hari) serta bakteri fermentasi pengurai omonia hasil buatannya sendiri.
“Karena modalnya cukup terjangkau sekitar 1,3 juta, langsung saja memulai praktek. Apalagi petugas Dinas Perikanan, juga mendampingi secara berkala sampai masa panen,” katanya
Baca Juga: Lewat Kambing dan Bidikmisi, Pemuda Ini Berhasil Lulus Jadi NERS
Menurutnya, kunci utama yang harus dikuasai, yakni bagaimana mengoptimalkan kerja pompa air dan aeratornya agar kualitas air tetap stabil, terfilterisasi secara baik dan tercukupi kebutuhan oksigen dalam air.
Agar kondisi udang selalu prima, salinitas air laut buatan tersebut juga harus dijaga agar tetap setara dengan salinitas air laut 15 ppm. "Karena standar hidup udang vannamei adalah 15-25 ppm, oleh karenanya stok garam krosok dan bittern harus selalu tersedia," kata Durrahim.
Durrahim menyampaikan, hasil usahanya itu di awal panen akhir tahun 2020, ia mampu menghasilkan udang vannamei seberat total 75 kilogram dengan rata-rata timbangan, antara 70-80 ekor per kilogramnya.
Baca Juga: Manfaatkan Marketplace, Jual Kreasi Dekorasi Daun Kering
“Hasil penjualan kotornya mencapai Rp 2,6 juta. Artinya keuntungan saya dari modal awal adalah 100 persen. Karena harga standar udang vannamei ukuran konsumsi saat ini adalah 35 ribu per kilogramnya,” ujar Durrahim.
Meski telah berbuah manis, namun Durrahim mengaku tak cepat puas. Ia pun memilih menyisihkan hasil jerih payahnya, guna pengembangan usaha.
“Alhamdulillah hasilnya sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan satu orang pekerja saya, serta bisa nambah tiga petak tambak lagi," Durrahim memungkasi.