Logo

Midtown Hotels Indonesia Wadahi Pemuda Disabilitas jadi Barista

Reporter:,Editor:

Selasa, 02 December 2025 07:30 UTC

Midtown Hotels Indonesia Wadahi Pemuda Disabilitas jadi Barista

Penyandang disabilitas sedang menjalankan pekerjaannya sebagai barista di Widtown Hotels Indonesia. Foto: Khaesar.

JATIMNET.COM, Surabaya – Hak para penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan semakin terbuka. Apalagi, pemerintah telah memberikan jaminan dengan memberlakukan regulasi yang mengatur kesamaan hak bagi kelompok ini.

Oleh karena itu, Midtown Hotels Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap pemberdayaan dan inklusi penyandang disabilitas.  

Penegasan itu disampaikan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh hari ini, Rabu, 3 Desember 2025.

Beragam program pelatihan keterampilan juga telah digelar oleh jaringan hotel tersebut. Kemudian, kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu dan tuna wicara juga dibuka.

Corporate General Manager Midtown Hotels Indonesia Donny Manuarva menjelaskan bahwa salah satu program unggulan yang saat ini berjalan adalah Kopi Tutur Rasa.

BACA: Disabilitas Jadi Aktor Utama dalam Strategi Penanggulangan Bencana

Program ini merupakan pelatihan barista bagi penyandang disabilitas yang dilaksanakan sejak tahun lalu. Hingga kini, telah mencetak sejumlah barista profesional yang telah ditempatkan bekerja di empat jaringan hotel Midtown di Surabaya, yakni Midtown Residence, Midtown Basuki Rahmat, Crown Prince, dan Verwood.

“Mereka memulai dari nol. Meski memiliki keterbatasan dalam pendengaran dan bicara, mereka punya potensi luar biasa dalam meracik kopi,: ujar Dony saat diwawancarai pada selasa, 2 Desember 2025.

“Setelah mengikuti pelatihan selama satu tahun, kini mereka mampu membuat sajian kopi hingga menghias latte art layaknya barista profesional,” lanjutnya.

Akbar, salah satu peserta program pelatihan mengaku sebelumnya mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki keahlian khusus.

Setelah bergabung dalam pelatihan barista melalui kerja sama Midtown Indonesia dan Connect, ia kini telah bekerja dan memiliki pendapatan mandiri.

"Sebelum mengikuti pelatihan ini, saya sempat melamar pekerjaan di kafe namun ditolak. Karena saya tidak punya pengalaman, jadi saat ini saya bisa diterima dan mendapatkan pelatihan di sini saya sangat beruntung," jelasnya.

BACA: Anggota DPRD Kota Mojokerto Dukung Difabel Terus Berkarya

Selain pelatihan barista, Midtown Hotels Indonesia juga pernah menjalankan program fotografi bagi penyandang disabilitas yang memiliki hobi dan keterampilan memotret.

Dengan dukungan mentor fotografi, Leo, para peserta berkesempatan melakukan eksplorasi foto di kamar-kamar Midtown Residence Surabaya sehingga menghasilkan karya bernilai seni. Program ini akan terus dikembangkan agar karya mereka dapat memiliki nilai profesional.

“Kami percaya bahwa teman-teman disabilitas memiliki hak yang sama untuk berdiri mandiri dan bekerja. Upaya ini bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi bentuk tanggung jawab moral kami untuk memberikan kesempatan yang setara,” tegas Donny.

Ia mengakui bahwa proses pelatihan tidak terlepas dari tantangan, terutama dalam hal komunikasi karena para pelatih belum terbiasa dengan bahasa isyarat. Namun, pihaknya menyediakan pendamping untuk membantu proses penerjemahan agar pelatihan tetap efektif.

Ke depan, Midtown Hotels Indonesia berencana memperluas pemberdayaan ke sektor lain di luar barista, seperti housekeeping.

BACA: Komisi IV DPRD Mojokerto Janji Kawal Aspirasi Penyandang Disabilitas

Namun, Donny menekankan bahwa aspek keselamatan kerja harus dipertimbangkan. Sebab, kemampuan pendengaran diperlukan untuk mengenali suara-suara abnormal dalam kamar hotel, misalnya kebocoran pipa. Meski demikian, ia optimis hal tersebut dapat diatasi dengan sistem supervisi yang tepat.

“Selama ada kemauan, kami akan berikan jalan dan kesempatan. Kami terus berupaya membuka ruang lebih luas agar penyandang disabilitas dapat bekerja dan berkarya secara mandiri,” terangnya.

Program pemberdayaan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sektor perhotelan dan industri lainnya untuk memberikan peluang kerja setara bagi penyandang disabilitas di Indonesia.

"Kami ingin teman-teman disabilitas bisa mendapatkan kesempatan kerja yang sama dengan yang normal," pungkasnya.