Senin, 01 December 2025 02:00 UTC

Poster film pendek Fitri
JATIMNET.COM, Mojokerto – “Fitri”, sebuah karya Jatimnet Production turut beradu kreativitas dalam Anugerah Film Pendek Partai Golkar 2025. Tak tanggung-tanggung, film bergenre dokudrama humanis ini berhasil masuk 10 besar terfavorit dari 108 karya yang masuk ke panitia.
Posisi 10 besar favorit diraih setelah film perdana besutan Jatimnet Production ini berhasil terpilih sebagai 15 finalis.
Hingga akhirnya, film yang diproduksi di Mojokerto ini mendapatkan apresiasi dari dewan juri. Prestasi membanggakan berhasil disabet dalam penyerahan penghargaan pemenang lomba film pendek dalam rangka memperingati HUT ke-61 Partai Golkar, di Jakarta, Jumat, 28 November 2025.
Karina Norhadini (kanan) sedang menunjukkan poster "Fitri" yang terpajang bersama finalis lomba film pendek Golkar 2025. Foto: Dokumenn Pribadi
Karina Norhadini, produser “Fitri” merasa bangga dengan diraihnya 10 terfavorit dalam Anugerah Film Pendek Golkar 2025. Ia menyatakan akan terus meningkatkan kreativitas di bidang film. “Capaian ini menjadi cambuk bagi kami untuk terus berkarya,” ujarnya, Senin, 1 Desember 2025.
Karina pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru yang terlibat dalam proses kreatif pembuatan film “Fitri”. Mulai dari Eko Misdiyantoro selaku sutradara dan penulis scenario, Cakra Panorama sebagai kameraman, Sholahudin selaku editing.
Kemudian, para pemain, yaitu Nur Safitri sebagai Fitri, Poniyem sebagai Ibu Fitri, Sakri sebagai Ayah Fitri, Rizwan sebagai pemilik pabrik sepatu, Misra sebagai Tukang Becak, dan Umbu sebagai Kurir
“Fitri” menceritakan perjalanan seorang gadis kampung sederhana yang memutuskan untuk meninggalkan desanya dan mencoba peruntungan di kota besar. Berbekal tekad dan mimpi untuk mengubah nasib, Fitri melangkah meninggalkan tanah kelahirannya.
Para finalis karya film pendek dalam rangka HUT ke-61 Partai Golkar
Ternyata, kehidupan di kota tidak sesuram yang dibayangkan orang tuanya. Masih ada kebersamaan gotong royong ditengah kemajemukan perbedaan agama, ras, suku.
Dalam perjalanan itu, Fitri belajar tentang arti perjuangan, kejujuran, dan harga diri. Pertemuannya dengan Om Dwam dari etnis Tionghoa yang memiliki usaha sepatu merupakan ‘pintu masuk’ keberhasilannya.
