Logo

Puluhan Siswa SD di Mejayan Madiun Diduga Keracunan MBG

Reporter:

Kamis, 27 November 2025 08:00 UTC

Puluhan Siswa SD di Mejayan Madiun Diduga Keracunan MBG

Petugas SPPG Klecorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun menarik kembali menu MBG dari SD Negeri Klecorejo, Kamis, 27 November 2025. Foto: ND.Nugroho

JATIMNET.COM, Madiun – Dugaan keracunan akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Jawa Timur. Yang terbaru, kejadian tersebut dialami puluhan siswa sekolah dasar (SD) di wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis, 27 November 2025.  

Berdasarkan data yang dihimpun Jatimnet.com di lapangan, jumlah korban sebanyak 49 anak. Mereka merupakan siswa dari SD Negeri Klecorejo, SD Negeri Darmorejo 1, dan SD Negeri Kebonagung 2.

Dari puluhan anak tersebut, mayoritas mengalami gejala pusing dan mual. Kondisi ini mereka rasakan setelah mengonsumsi menu MBG yang terdiri dari nasi goreng, telur dadar iris, semangka, kacang edamame dan susu.

Menu MBG itu mulai didistribusikan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cinta Anak Desa Klecorejo ke sejumlah sekolah pada pukul 07.00 WIB. Beberapa jam kemudian, makanan tersebut mulai disantap.

Val, salah seorang siswa SD Negeri Kebonagung 2 menyatakan mulai menyantap menu MBG sekitar pukul 09.00 WIB. Kemudian, sekitar pukul 11.30 WIB, ia mulai merasakan pusing. Ternyata, keluhan yang sama juga dirasakan beberapa temannya.

“Saya kemudian dibawa ke Puskesmas Klecorejo. Sekarang sudah agak mendingan,” ujar bocah perempuan itu ditemui di Puskesmas Klecorejo.

Kepala Puskesmas Klecorejo Catur Gatot Hartanto mengatakan bahwa hingga pukul 13.30 WIB tadi, pihaknya telah menangani 49 anak dari tiga sekolah. Sebanyak 42 di antaranya dinyatakan dalam kondisi baik dan diperbolehkan pulang.

“Setelah kami periksa dan diobservasi, sebagian besar kondisi mereka membaik. Tapi, tetap kami beri obat dan diminta untuk beristirahat,” ujarnya.

Adapun tujuh anak lainnya harus dirujuk ke RSUD Caruban. “Karena kurang tahan terhadap rasa nyeri. Daripada nanti ada risiko lebih lanjut, maka kami rujuk,” ucap Gatot.

Ditanya tentang penyebab dugaan keracunan tersebut, ia tidak berani berspelakulasi. Menurutnya, kejadian tersebut bisa karena makanan maupun kondisi fisik anak yang kurang fit saat mengonsumsi menu MBG.

Oleh karena itu, Gatot menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dari laboratorium maupun institusi lain yang berwenang .

 

Polisi ambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium forensik

Wakapolres Madiun Kompol Mukhamad Lutfi menegaskan bahwa pihaknya juga tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan keracunan menu MBG tersebut.

“Anggota Satreskrim mengambil sampel sisa maupun makanan yang belum dibagikan untuk dilakukan uji laboratorium forensik. Apakah ada kaitannya dengan keracunan terhadap siswa-siswi ini?,” katanya.

Disinggung tentang tindakan lanjutan pihak kepolisian, Lutfi menyatakan akan menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan. Meski demikian, ia mengimbau agar seluruh SPPG menerapkan pengecekan makanan sebelum didistribusikan.

“Untuk sanksi atau tindakan terhadap SPPG, kami tetap menunggu hasil koordinasi dengan pihak terkait yang lain, termasuk Badan Gizi Nasional. Tentunya, tetap berpedoman pada hasil laboratorium forensik,” jelasnya sembari menyebut hasil uji laboratorium bakal muncul sekitar tujuh hari ke depan.

 

Tanggapan SPPG Cinta Anak

Kepala SPPG Cinta Anak Desa Klecorejo Sendi Wicaksono menyatakan bahwa pihaknya mulai memasak nasi pada pukul 00.00 WIB tadi. Kemudian, pada pukul 03.00 WIB proses penggorengan nasi. “Sampel makanannya sudah dicek oleh ahli gizi (sebelum dikirim ke sekolah),” katanya.

Menurutnya, distribusi ke SD Negeri Klecorejo, SD Negeri Darmorejo 1, dan SD Negeri Kebonagung 2 lebih dulu dijalankan pada pukul 07.00 WIB. Kemudian, disusul ke 28 sekolah yang lain untuk jatah 2.819 siswa.

“Begitu ada dugaan keracunan. Maka, MBG di sekolah yang lain kami tarik. Untuk penyebabnya, nanti kami cek,” ujarnya.