Kamis, 01 July 2021 04:20 UTC
Dirjen Hubdat Kemenhub, Budi Setiadi saat menggelar jumpa pers mengenai perkembanan tenggelamnya KMP Yunicee di ruang VIP Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Rabu malam 30 Juni 2021.
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Posisi terbaru bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee yang tenggelam di Selat Bali, belum diketahui hingga Rabu 30 Juni 2021.
Namun Dirjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiadi, mengatakan bangkai KMP Yunicee tidak mengganggu kegiatan harian penyeberangan Selat Bali.
Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers di ruang VIP Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Rabu malam 30 Juni 2021. Dia mengaku telah berkoordinasi dengan Tim Sar gabungan yang juga melibatkan TNI-AL, dan mendapatkan informasi lokasi bangkai kapal belum diketahui.
"Lokasi kapal dari tempat tenggelam kan bergeser kan, karena arus deras bergeser, nah lokasi sekarang dimana itu masih belum diketahui. Dan kebetulan tidak dalam lintasan yang dekat dermaga Gilimanuk, artinya memang tidak mengganggu terhadap operasional sehari-hari penyeberangan Ketapang - Gilimanuk," kata Budi.
Baca Juga: Sejumlah Dugaan Penyebab KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali
Kapal diperkirakan karena terempas gelombang dari sebelah kanan dan miring 5 sampai 10 derajat ke kiri hingga tenggelam. Letak tenggelamnya KMP Yunicee berjarak sekira 500 meter dari dermaga Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dan sempat terdeteksi di kedalaman 50 sampai 75 meter.
Kemudian posisi kapal dipastikan bergeser dari tempat semula, karena terdorong arus laut ke arah selatan. Dari itu diyakini KMP Yunicee telah keluar dari area aktivitas harian kapal penyeberangan Selat Bali. "Kemudian karena arus deras, tadi dar informasi yang saya dapatkan, kemungkinan geser kapal itu karena arus yang deras itu," kata Budi.
Sebelumnya diberitakan Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee tenggelam berjarak 500 meter dari dermaga Pelabuhan Gilimanuk, Selasa petang, 29 Juni 2021.
Baca Juga: Satu Keluarga Jadi Korban Tenggelamnya KMP Yunicee, Sebagian Sudah Dimakamkan
Penyebab kapal tenggelam tengah diinvestigasi oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), namun mencuat berbagai kemungkinan seperti kebocoran, kelebihan muatan, hingga kencangnya gelombang laut.
Berdasarkan data dari Badan Sar Nasional (Basarnas) Bali, terdapat 41 penumpang, 13 anak buah kapal (ABK) dan 3 orang pelayan kantin di dalam KMP Yunicee saat itu.
Hingga Kamis pagi, 1 Juli 2021, data penumpang yang ditemukan belum berubah dari data sebelumnya, yakni 39 orang selamat, 7 orang meninggal dunia dan 11 orang belum ditemukan.