Logo

77 Pemuda dari 44 Negara Bawakan Pertunjukan Seni Indonesia di Banyuwangi

Reporter:,Editor:

Rabu, 14 August 2019 04:22 UTC

77 Pemuda dari 44 Negara Bawakan Pertunjukan Seni Indonesia di Banyuwangi

PERTUNJUKAN. Aksi panggung penerima Beasiswa Seni dan Budaya (BSBI) 2019 dalam gelaran Indonesia Channel di Taman Blambangan, Banyuwangi, Selasa 14 Agustus 2019. Foto : Humas Pemkab Banyuwangi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Sebanyak 72 pemuda dari 44 negara menampilkan pertunjukan seni bertemakan Mosaik of Indonesia, di Taman Blambangan, Banyuwangi, Selasa 14 Agustus 2019.

Mereka merupakan penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) atau Indonesia Arts and Culture Scholarship (IACS) yang tiga bulan terakhir telah mempelajari seni dan budaya di berbagai daerah di Indonesia.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan dalam acara itu, kesenian dan kebudayaan yang mereka pelajari di masing-masing daerah dijahit dalam satu pertunjukan.

Tidak hanya kesenian, mereka juga telah dikenalkan pada kearifan lokal dan nilai-nilai yang dijunjung masyarakat masing-masing daerah.

BACA JUGA: WNI Tertahan Demo di Bandara Hong Kong Bisa Terbang

"Sehingga kami harapkan nilai-nilai yang mereka peroleh menjadi modal, menjadi agen perdamaian dan toleransi," kata Retno.

Peserta BSBI sebelumnya terbagi ke Sanggar Sofyani di Padang, Gubang Art Community di Kutai Kartanegara, Kazaki Art School di Makassar, Universitas Pembangunan Nasional Veteran di Yogyakarta, Sanggar Semarandana di Bali, dan Sanggar Sayu Gringsing di Banyuwangi.

Kesenian yang ditampilkan dalam acara Indonesia Channel itu sebagai penutup rangkaian program BSBI.

Tidak hanya tari, peserta juga menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi dan bermain musik tradisional seperti slenthem, peking, seruling, serta berbagai alat musik petik dan perkusi tradional.

BACA JUGA: Upaya Waralaba Teh di Banyuwangi Kurangi Sampah Plastik

Pada bagian akhir ditampilkan Tari Gandrung Marsan dari Banyuwangi dan ditutup dengan Tari Barong dan Keris dari Bali.

Retno mengatakan BSBI telah diterima 920 pemuda dari 77 negara, termasuk dari dalam negeri sendiri, sejak pertama digelar tahun 2011.

Hal itu bagian dari politik soft power luar negeri Indonesia  dengan tujuan mempertahankan hubungan baik dengan berbagai negara.

"Kami ingin anak-anak muda ini menjadi agen dari perdamaian, mereka sebagai agen untuk menghormati perbedaan, dan mereka menjadi agen untuk toleransi. Indonesia selalu ingin menjadi bagian dari penyelesaian masalah bukan bagian dari masalah itu sendiri," pungkas Retno dalam konferensi pers sebelumnya.

BACA JUGA: Masuk Era Industri 4.0: Teknologi yang Harus Menyesuaikan Kondisi Masyarakat

Pedro Saltao peserta dari Portugal mengatakan dalam mengikuti beasiswa dirinya tidak hanya belajar tentang seni dan budaya, melainkan merasa menjadi bagian dari jembatan antar negara.

"Saya berjanji akan mendukung hubungan baik antara Indonesia dengan Portugal. Saya juga akan kembali ke Indonesia," kata dia.

David Dimara (25) peserta dari dalam negeri terlihat dominan dalam pertunjukan Marsan.

Sepenggal kisah Marsan yang merupakan tokoh Gandrung laki-laki dalam sejarah seni Banyuwangi, dibawakannya bersama peserta lain hasil bimbingan Sanggar Sayu Gringsing.

BACA JUGA: Pemkab Banyuwangi Gelar Kontes Hewan Ternak 

"Gerakan susah, tapi belajar dan agak sulit menyesuaikan gerakan tangan dan jari. Saya bukan penari jadi agak sulit," kata pemuda asal Papua Barat itu.

Namun dirinya merasa cukup puas dengan penampilan yang dibawakan dengan usaha terbaiknya.

 Selama di Banyuwangi dia mengaku menikmati makanan tradisional, belajar inovasi pemerintahan, dan berproses latihan kesenian lokal.

BACA JUGA: Cina Tertarik Datangkan Manggis dan Buah Naga dari Jatim

"Mungkin ada kesalahan kecil, tapi tidak berarti. Kami merasa sudah menampilkan yang terbaik. Banyak kawan yang menangis, bukan karena sedih, tapi karena terharu," kata David yang mengaku bercita-cita jadi diplomat itu.