Logo

Upaya Waralaba Teh di Banyuwangi Kurangi Sampah Plastik

Reporter:,Editor:

Rabu, 07 August 2019 04:16 UTC

Upaya Waralaba Teh di Banyuwangi Kurangi Sampah Plastik

PLASTIK. Tuk Tuk Tea, produk teh campur susu yang menggunakan kemasan gelas plastik. Foto : Ahmad Sudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Upaya mengurangi sampah plastik dilakukan oleh waralaba Tuk Tuk Tea di Banyuwangi. Penjual minuman teh dalam gelas ini berencana menyediakan tumbler khusus serta potongan harga bila pembeli membawa botol isi ulang tersebut.

Meskipun, pelayanan tidak berlaku jika pembeli menggunakan tumbler lain.

Pemilik Tuk Tuk, Tea Rudy Purbianto, mengatakan pihaknya berencana menghadirkan 1.000 tumbler khusus.

Kepada Jatimnet, dia mengatakan tahun 2018 pihaknya telah melakukan percobaan menghadirkan 150 tumbler yang habis terjual kurang dari dua minggu.

BACA JUGA: Pemprov Jatim Target Kurangi Sampah Plastik 30 Persen pada 2025

Botol khusus bergambar Tuk Tuk Tea yang telah disebarkannya, bisa mengurangi harga jual produk teh campur susu itu.

Untuk ukuran medium yang biasa dihargai Rp 8 ribu, akan mendapat potongan harga sebesar Rp 3 ribu jika membeli dengan membawa botol khusus tersebut.

Untuk ukuran besar harganya Rp 10 ribu. Namun botol ukuran besar ini belum masuk dalam materi uji coba tahun lalu.

"Kami bisa jadi tidak pakai gelas, pakai apa, pakai tumbler. Jadi orang Banyuwangi kalau beli tuk tuk tea bawa tumbler, desain khusus oleh kami," kata pria yang kerap disapa Koko itu, setelah menghadiri seminar di Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Selasa 6 Agustus 2019.

BACA JUGA: Pengelolaan Sampah Masih Terkendala Terbatasnya TPA dan Tingkat Pelayanan

Tahun ini tumbler juga akan didesain khusus, sebagagai bagian dari branding dan bisa dibawa bila ingin beli Tuk Tuk Tea tanpa gelas plastik.

Pembeli tidak akan dilayani bila membawa tumbler yang bukan dari pihak Tuk Tuk Tea.

Nantinya, untuk mendapatkannya, pelanggan bisa membeli langsung atau membeli Tuk Tuk Tea dengan jumlah minimal tertentu, sehingga mendapatkan tumbler gratis.

Tuk Tuk Tea sekarang memiliki 31 cabang di Banyuwangi dan lima lainnya tersebar di Jember, Ngawi, Sidoarjo, dan Jakarta. Jumlah itu belum termasuk 18 cabang baru yang tengah dipersiapkan.

BACA JUGA: Setahun Suroboyo Bus Ajak Warga Kumpulkan Sampah Plastik

"Tahun ini sekitar seribu (tumbler). Pembeli bisa beli tumbler langsung atau beli sekian kali dapat tumbler. Kami atur gimmick lah, jadi nggak langsung," kata Koko lagi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Husnul Chotimah, mengatakan produksi sampah di Banyuwangi mencapai 1.100 ton per hari.

Namun, sejauh ini hanya 295 ton yang bisa tertangani, dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Dari total 1.100 ton produksi sampah per hari, 40 persennya merupakan sampah anorganik, termasuk sampah plastik. Imbauan Bupati tentang penggunaan botol minum pribadi dan Surat Edaran Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik merupakan upaya untuk menekan banyaknya sampah plastik,” tutur Husnul.