Sabtu, 21 September 2019 07:35 UTC
Ilustrasi asap. Foto: Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Kalimantan dan Sumatera, Sabtu 21 September 2019.
Operasi dilakukan setelah BMKG mengirimkan informasi potensi awan hujan sebagai target penyemaian.
Operasi TMC pada Jumat, 20 September 2019 lalu, berhasil menyebar garam 800 kg di Kalimantan Barat (Kalbar), 1.500 kg di Kalimantan Tengah (Kalteng), dan 2.400 kg di Riau. Hasilnya hujan turun di beberapa wilayah di Kalbar, Kalteng, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Riau, dikutip dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu 21 September 2019.
Pesawat operasional TMC di Kalimantan diterbangkan dari Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalteng dengan menggunakan Pesawat TNI AU. Pesawat dengan tipe CN-295 tersebit berkapasitas 2.400 kg. TMC juga dilakukan dengan pesawat TNI AU jenis Cassa 212-200 yang berpangkalan di Bandar Udara Supadio, Pontianak.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan, Puluhan Ribu Warga Menderita ISPA
Sementara itu, operasi TMC di wilayah Sumatra dilakukan dari Pangkalan Udara Roesmin Noerjadin, Pekanbaru, Riau dengan menggunakan pesawat TNI AU. Pesawat yang digunakan berjenis Hercules C-130 dengan kapasitas 4.000 kg dan Cassa 212-200 yang berkapasitas 800 kg.
Di Kalimantan, operasi TMC sudah dilakukan sejak Selasa, 17 September 2019, dengan menyemai awan dengan garam (NaCl) sebanyak 1.500 kg di wilayah Timur Banjar, Pulang Pisau dan Sampit. Hasilnya hujan belum berhasil turun.
Pada Rabu, 18 September 2019, dilanjutkan dengan penyemaian awan dengan garam (NaCl) sebanyak 1.500 kg di wilayah Kabupaten Katingan, Utara Palangkaraya dan Kabupaten Kapus. Hasilnya juga belum turun hujan.
Selanjutnya pada Kamis, 19 September 2019, tidak dilakukan penyemaian karena tidak ada potensi awan hujan.
BACA JUGA: Kabut Asap Kalbar Paksa Sriwijaya Batal Mendarat di Pontianak
Pada Jumat, 20 September 2019, dari pukul 13.20 WIB sampai dengan pukul 15.35 WIB dilakukan penyemaian awan dengan garam (NaCl) sebanyak 2.400 kg di wilayah Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Sampit, Gunungmas, Barito, Katingan dan Kota Palangkaraya.
Hasilnya hujan deras turun di Pulang Pisau, Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangkaraya, Martapura, dan Martapura Prov. Kalsel.
Sedangkan pada Jumat 20 September 2019, siang, disemai garam sekitar 800 kg di sekitar Kabupaten Landak dan Kabupaten Bengkayang. Hasilnya di Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang hujan. Kota Pontianak juga diguyur hujan intensitas sedang.
Sementara, operasi TMC di Riau sudah dilakukan sejak 26 Februari 2019 dengan menggunakan pesawat Cassa 212-200 dari BPPT. Karena kebakaran semakin meluas sejak Jumat, 13 September 2019, Mabes TNI menambah tiga pesawat untuk memperkuat, yaitu Cassa 212-200, CN-295 dan Hercules C-130.
BACA JUGA: Hutan Riau Terbakar, Pelajar TK Blitar Galang Dana untuk Korban
Pesawat C-295 sejak hari Senin, 16 September 2019, dipindahkan ke Palangkaraya untuk operasi TMC di wilayah Kalimantan. Operasi TMC di wilayah Riau kembali dilakukan pada Kamis, 19 September 2019, dengan penyemaian awan dengan garam sebanyak 800 kg di wilayah Pelalawan, Kampar dan Lima Puluh Koto.
Hasilnya terjadi hujan dengan intensitas deras dari jam 16.31 WIB sampai dengan 17.05 WIB di wilayah Kelurahan Teluk Blitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Meranti.
Pada Jumat, 20 September 2019, dilakukan penyemaian awan sebanyak 4.000 kg di wilayah Siak, Bengkalis, Dumai, Kepulauan Meranti, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir. Hasilnya hujan turun deras di wilayah Kelurahan Bukit Kapur Kota Dumai dekat perbatasan Kabupaten Bengkalis.
Selain menyemai garam untuk memanen hujan, BPPT juga mengurangi kepekatan kabut asap dengan Kalsium Oksida.
BACA JUGA: Jokowi Datangi Riau, Walhi Tuntut Izin Konsesi Lahan Terbakar Dicabut
Sejumlah 10.000 kg Kalsium Oksida (CaO) atau kapur tohor aktif untuk operasi mengurangi kepekatan kabut asap di Kalimantan sudah datang di Palangkaraya, pada Sabtu 21 September 2019. Sedang untuk Riau sebanyak 10.000 kg kapur tohor aktif akan dikirim Minggu pagi.
Diharapkan dengan kombinasi operasi pengurangan kabut asap dengan kapur tohor aktif dan TMC, hujan akan turun lebih mudah sehingga karhutla dapat padam dan langit kembali biru.