Logo

Tito Puji Rapid Test Covid-19 Surabaya yang Hampir Mencapai 93 Ribu

Reporter:,Editor:

Sabtu, 27 June 2020 01:00 UTC

Tito Puji <em>Rapid</em> <em>Test</em> Covid-19 Surabaya yang Hampir Mencapai 93 Ribu

PENGARAHAN. Pengarahan Menko Polhukam dan Mendagri pada Wali Kota dan Bupati wilayah Surabaya Raya di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jumat, 26 Juni 2020. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menghadiri Pengarahan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD selaku Wakil Ketua Pengarah Gugus Tugas Covid-19 kepada Gugus Tugas di Surabaya Raya, Jumat, 26 Juni 2020.

Acara yang berlangsung di Hotel JW Marriot, Surabaya, ini juga dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang juga memberikan pengarahan. Selain itu, hadir pula Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa beserta sepuluh Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Plt. Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin beserta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 masing-masing daerah.

Wanita yang akrab disapa Risma ini memaparkan berbagai upaya Pemkot Surabaya dalam percepatan penanganan Covid-19. Mulai dari pelacakan atau tracing, penyemprotan disinfektan di berbagai tempat, pemberian intervensi berupa makanan, obat-obatan, vitamin serta rapid test dan swab massal. Termasuk keputusannya untuk memasuki transisi new normal.

BACA JUGA: Tren Sembuh Pasien Covid-19 di Surabaya Meningkat

“Karena saya melihat kondisi di masyarakat. Dan kami punya data pasien satu per satu. Detail alamatnya juga. Begitu tahu siapa yang sakit, maka satu keluarga langsung isolasi, mereka tidak boleh keluar rumah,” kata Risma di awal paparannya.

Apalagi saat ini dengan adanya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo sangat membantu masyarakat untuk lebih disiplin terhadap protokol kesehatan termasuk dalam memantau warga yang sedang isolasi mandiri.

“Dengan adanya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini sudah tidak menular ke samping,” ia mengungkapkan.

Menurutnya, jika saat ini penularan ke samping sudah tidak ada, maka penularan antar keluarga juga harus ikut diputus. Sehingga ketika ada salah satu anggota keluarga yang terkonfirmasi Covid-19, maka harus diputus dengan cara dipisah di tempat berbeda.

“Dulu ketika saya mau putus itu, dikhawatirkan dokter nanti depresi. Tapi setelah saya lakukan kampung-kampung yang merah ini jadi hijau,” ia memaparkan.

BACA JUGA: Warga Surabaya Antusias Tes Covid-19, Persentase Reaktif Cukup Tinggi

Di momen itu, Risma juga mengungkapkan jumlah rapid test yang digelar secara massal di Kota Surabaya saat ini sudah mencapai 92.964 ribu. Dari rapid test itu, jika hasilnya reaktif akan ditindaklanjuti dengan tes swab.

“Kalau hasilnya positif maka kita periksa lagi apakah dia punya gejala atau tidak. Kalau tidak kami isolasi di Hotel Asrama Haji. Jika ada, dirawat di rumah sakit,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya dalam melakukan rapid test massal. Menurutnya, semakin banyak tes dilakukan maka akan semakin baik. Hal tersebut bertujuan agar dapat memisahkan antara warga yang negatif dan positif.

“Kalau sudah ketemu yang positif dikarantina. Lalu yang negatif untuk tidak mendekati yang positif,” kata Tito.

Mantan Kapolri ini juga menilai tingginya angka rapid test di Surabaya itu membuat kota ini banyak ditemukan angka positif atau menjadi kawasan zona merah. Padahal, menurutnya, belum tentu wilayah dengan zona hijau benar-benar nol kasus Covid-19 lantaran belum dilakukan rapid test masif.

BACA JUGA: Tugas Mobil Lab PCR BIN Berakhir, Surabaya Perkuat Labkesda

“Luar biasa saya lihat tadi testing rate yang dilakukan di Surabaya sangat luar biasa.  Sebenarnya bagus. Semakin banyak testing dilakukan semakin baik,” ia menegaskan.

Senada dengan itu, Menkopolhukam Mahfud MD mendorong kepada Gugus Tugas di masing-masing wilayah agar terus melaksanakan program-program percepatan penanganan Covid-19 yang telah berjalan.

“Itu pokok arahannya, sehingga arahan saya sama dengan Bapak Mendagri tadi yaitu tinggal dilaksanakan,” kata Mahfud.

Ia menambahkan upaya pemerintah dalam menerapkan new normal sudah melalui diskusi panjang. Sehingga nantinya suatu daerah dapat memberlakukan new normal sesuai dengan warna zona pada saat itu.

“Misalnya di Gresik new normalnya on (berlaku), di Surabaya on. Tapi bisa berubah. Sehingga ada potret yang selalu berubah berdasarkan warna zona dari Gugus Tugas itu,” ia memungkasi.