Logo

Ragam Karya Mahasiswa DFT PCU Dalam Innofashion Show 5 Bertema Escalate

Reporter:,Editor:

Sabtu, 12 August 2023 09:00 UTC

Ragam Karya Mahasiswa DFT PCU Dalam Innofashion Show 5 Bertema <em>Escalate</em>

Desain Fashion dan Tekstil (DFT) PCU (Petra Christian University) menggelar kegiatan fashion show bertajuk Innofashion Show 5 bertema Escalate.

JATIMNET.COM, Surabaya - Desain Fashion dan Tekstil (DFT) PCU (Petra Christian University) menggelar kegiatan fashion show bertajuk Innofashion Show 5 bertema Escalate.

"Tema Escalate ini hadir sebagai wadah bagi mahasiswa DFT PCU dan insan muda yang tertarik dengan dunia fashion untuk berkarya dengan menyalurkan bakat serta potensi yang dimilikinya,” kata Dibya Adipranata Hody, S.E., M.M., selaku PIC dari event Innofashion Show 5, Sabtu 12 Agustus 2023.

Lebih lanjut, Dibya yang juga sebagai dosen PCU sekaligus seorang designer Indonesian Fashion Chamber ini mengungkapkan bahwa kata Escalate juga memiliki arti peningkatan.

Baca Juga: 

1. Hasil Karya Kreatif Mahasiswa FHIK UK Petra dalam IDEsember

2. Datangkan Pakar dari AS, UK Petra Gelar Sharing Kekuatan Data dan Kecerdasan Buatan

"Tema ini sengaja dipilih sebagai tema Innofashion Show 5 ini sebab ini menjadi tonggak peningkatan dan perluasan dari kompetensi dan kreativitas yang telah dipelajari mahasiswa selama berkuliah untuk memampukan mahasiswa mengeskalasi diri menuju dunia kerja," ungkap Dibya.

Kegiatan yang digelar mulai tanggal 9-12 Agustus 2023 di Gedung Q kampus PCU ini sebagai ajang unjuk karya para mahasiswa aktif sekaligus apresiasi pencapaian akademis dari mahasiswa tingkat akhir.

Selama empat hari, selain fashion show, beragam kegiatan juga disuguhkan, seperti Fashion Exhibition karya DFT angkatan 2020, 2021 dan 2022, talkshow, kompetisi bagi pelajar dan umum, hingga awarding night.

Sebagai informasi, fashion show yang dihadirkan ini sekaligus juga merupakan graduation show dari final project atau tugas akhir dari mahasiswa DFT PCU angkatan 2019.

Baca Juga:

1. Dua Mahasiswa UK Petra Kembangkan Limbah Ampas Kopi dan Plastik HDPE

2. Innofashion Show 4 Jadi Ajang Unjuk Diri Mahasiswa Pogram DFT UK Petra Pamerkan Rancangannya

"Setiap karya yang ditampilkan merupakan perwujudan jati diri dan totalitas para mahasiswa tingkat akhir, dengan tema karya yang kaya dan beragam, antara lain sustainable fashion, creative fabric, pemberdayaan UKM, dan kampanye sosial via produk fashion," paparnya.

Berada di Gedung Q, fashion show dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Rika Febriani, S.Sn., M.A. selaku Ketua Program Studi DFT PCU. Tak hanya busana saja, karya mahasiswa yang dipamerkan dalam gelaran ini ada pula berupa foto, aksesoris, dan juga majalah. 

Seperti hasil karya Alycia Handoyo, misalnya. Mahasiswi DFT ini membuat produk aksesoris bross berbahan material utama botol plastik. "Touch Of CyFloral” menjadi nama rangkaian aksesori fashion yang unik ramah lingkungan milik Alycia.

“Saya menyadari bahwa mode berkelanjutan dan meminimalkan dampak pencemaran limbah anorganik menjadi sangat penting bagi seorang desainer. Maka dari itu saya menggunakan praktik upcycle (daur ulang kreatif) dalam karya saya yaitu mengubah barang bekas jadi produk baru yang bermanfaat tanpa mengubah bentuk aslinya jadi inti koleksi saya,” ungkap Alycia.

Baca Juga: 

1. Wujudkan Spirit Penyatuan dan Lintas Disiplin Ilmu, Gedung Pascasarjana Profesi Petra Diresmikan

2. Hasil Penelitian Alat Pemurnian Air Payau Karya Dosen Petra Dipasang di Rumah Warga Pesisir Sidoarjo

Meski berbahan utama limbah botol plastik, namun aksesoris bross ini tetap dilengkapi dengan material penunjang lainnya yaitu coating, glitter, mutiara air tawar, kristal swarovski, dan kawat stainless steel, untuk menambahkan nilai estetika visual.

Alycia sendiri lebih memilih bentuk bunga tertentu dengan simbolisme yang bermakna. Misalnya bunga Sepatu yang anggun, bunga Matahari yang melambangkan optimisme, bunga Primula yang melambangkan kesetiaan, kemakmuran, dan harapan, serta bunga Dahlia yang mencerminkan komitmen dan keabadian.

Sementara itu, lain halnya dengan karya unik milik Brigitta T. Halim berupa majalah. Ia mengenalkan UMKM fashion yang ada di Surabaya kepada pasar anak muda dengan menggunakan media majalah fashion yaitu Temu Magazine.

Temu Magazine berhasil bekerja sama dengan 23 UMKM fashion, beberapa diantaranya ialah UMKM wastra, pakaian ready to wear, aksesoris, kerajinan kulit dan lainnya.

"Kata Temu, memiliki maksud untuk mempertemukan para pelaku UMKM fashion di Surabaya dengan konsumen berpotensi yaitu anak muda. Bukan hanya itu, Temu Magazine juga menjadi wadah bertemunya berbagai insan muda kreatif salah satunya melalui kolaborasi," kata Brigitta.

Adapula mahasiswi DFT lain yakni Shavira A. P. Abuda yang menghasilkan karya dengan brand “Zazzi”. “Zazzi” adalah brand ready to wear yang mengusung konsep green fashion, menghasilkan produk berupa pakaian, topi dan tas dengan corak yang unik dari limbah denim.

Shavira yang mengambil LEAP Research Innovation itu menemukan solusi untuk mengelola limbah denim dengan penggabungan teknik patchwork dan quilting.

“Penyusunan corak limbah denim sendiri terinspirasi dari dampak limbah denim yaitu sungai di Afrika yang tercemar pewarna indigo denim sehingga susunan patchwork menggambarkan gradasi laut, buih lautan dan limbah denim yang mendominasi permukaan Sungai,” ungkap Shavira.

Koleksi pertamanya ini mengambil konsep koleksi cozzy urban wear, dimana cozzy berarti nyaman dan urban wear memiliki makna pakaian gaya jalanan.

Berbeda dengan karya Shavira, karya busana milik Gerlandini Gracia mengangkat isu tentang limbah kain tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) lewat. Tema produk “From Zero Waste to High Fashion” yang dibuat adalah tentang hasil aplikasi creative fabric dengan teknik patchwork.

Ada tiga produk yang diluncurkan, yaitu obi belt, obi corset dan vest. Tiga produk ini kemudian dipadu padankan (mix n match) dengan produk fashion yang sudah ada sehingga menjadi busana yang lebih high fashion.

“Saya ingin mengangkat value dari limbah kain tenun yang sudah berkurang nilainya menjadi lebih bernilai dan dari produk lokal bisa dipadu padankan menjadi produk yang lebih high fashion. Harapannya produk lokal ini bisa berkembang dan berinovasi sehingga bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional,” pungkas Gerlandini yang merupakan gadis asli asal NTT