Logo

Hasil Penelitian Alat Pemurnian Air Payau Karya Dosen Petra Dipasang di Rumah Warga Pesisir Sidoarjo

Reporter:,Editor:

Sabtu, 28 May 2022 08:40 UTC

Hasil Penelitian Alat Pemurnian Air Payau Karya Dosen Petra Dipasang di Rumah Warga Pesisir Sidoarjo

Aaron Keegan (kanan) memegang hasil air payau yang kotor dan Talisha Joelyn (kiri) memegang air payau yang jernih.

JATIMNET.COM, Sidoarjo - Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Sipil UK Petra Dr. Ir. Surya Hermawan bersama 44 mahasiswanya memasang alat Brackish Water Purifier With Local Material and Green Technology (BALAM) dan Mobile Water Purifier Berbasis Energi Mandiri dan Internet of Things (MOMI) di lima rumah warga Dusun Tegalsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.

“Sebelumnya kami telah melakukan uji coba dengan memasang di satu rumah warga. Hasilnya bisa menghasilkan air minum bagi warga. Aksi ini menjadi bukti nyata bahwa hasil penelitian bisa berkontribusi langsung terhadap kondisi masyarakat,” kata Surya yang sekaligus PIC dalam kegiatan tersebut.

Perlu diketahui, kegiatan Service Learning Environmental Science ini seiring dengan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang mana sesuai indikator kinerja utama yaitu mahasiswa dan dosen mendapatkan pengalaman dan berkegiatan di luar kampus.

Sehingga yang dilakukan Surya memang sangat cocok diterapkan pada kelompok masyarakat pesisir Sidoarjo. Ia merinci bahwa daerah penelitian yang disasar merupakan daerah dataran rendah, yang memiliki masalah kekurangan air bersih.

Baca Juga: Mahasiswa UK Petra dan Sahabat Bambu Kolaborasi Bangun Sentra Edukasi Batik Warna Alam di Jombang

"Hal ini disebabkan sumber air warga mengandung air payau yang memiliki kadar garam tinggi. Sehingga masyarakat secara rutin membeli dari truk yang datang berkala. Tentu saja hal ini sangat menyulitkan para warga,” ia menjelaskan.

Sebenarnya penelitian mengenai pemurnian air payau menggunakan pemanfaatan material lokal yang berkelanjutan ini merupakan penelitian yang Surya sudah lakukan sejak lama. Bahkan juga sempat menjadi bahan empat buah skripsi para mahasiswa.

"Material lokal yang saya maksud harus mudah didapat dan murah. Misalnya seperti pasir, kerikil, karbon aktif hingga kaolin yang mampu mengubah air payau menjadi air bersih yang layak untuk digunakan sehari-hari," ia memaparkan.

Adapun beberapa tahapan yang harus dilakukan yakni terlebih dahulu dimulai dengan pengujian sampel air, pencairan material lokal yang sesuai dan berkelanjutan, hingga kemudian menguji tingkat stabilitas produk berupa air bersih yang layak konsumsi.

"Alat Mobile Water Purifier Berbasis Energi Mandiri dan Internet of Things (MOMI) ini kini telah disubmit paten ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Pemerintah Indonesia," ia menuturkan.