Jumat, 04 September 2020 07:40 UTC
MOELDOKO. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat di pasar Genteng Surabaya berkomunikasi dengan pedagang yang menerapkan protokol kesehatan. Foto: Humas Pemkot Surabaya.
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengunjungi rumah dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Jalan Sedap Malam, Jumat 4 September 2020. Saat itu, wanita yang akrab disapa Risma tersebut memaparkan penanganan Covid-19 yang telah dilakukan di Surabaya selama ini.
Menurutnya, saat ini penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan sudah bisa dikendalikan. Keberhasilan itu tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan jajarannya selama ini. Mulai dari membuat aplikasi untuk mengontrol data pasien Covid-19 hingga tracing yang masif dan detail.
“Jadi, melalui aplikasi ini, kami bisa mengontrol data pasien, karena seringkali ada data pasien yang muncul berkali-kali. Kemudian kita melakukan tracing detail, mulai alamatnya, kontak eratnya baik yang satu rumah maupun yang lainnya dan juga tempat kerjanya,” kata Risma, Jumat 4 September 2020.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa rapid test dan tes swab massal gratis masif dilakukan kepada seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, hampir setiap hari tes swab digelar di Gelora Pancasila. “Kita terus melakukan tes, termasuk ibu hamil yang kandungannya berusia 37 minggu dan juga semua guru SD dan SMP kita tes,” ia menguraikan.
BACA JUGA: Dari 393 Guru Positif Covid-19, Kini Tinggal 4 Orang dalam Perawatan
Bahkan, pihaknya juga memastikan bahwa ketika dilakukan rapid test, maka akan langsung dites swab. Nah, sembari menunggu hasilnya, warga tersebut akan dibawa ke hotel bagi yang tidak menunjukkan gejala. Sedangkan yang menunjukkan gejala, akan langsung dilarikan ke rumah sakit.
“Yang tidak menunjukkan gejala itu kami isolasi juga di Hotel Asrama Haji. Di sana, mereka bisa berolahraga juga dan penyembuhannya di sana sangat cepat,” ia menuturkan.
Di sisi lain, protokol kesehatan di semua komunitas terkecil juga diperketat, sehingga lahirlah kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh dan pasar tangguh.
“Alhamdulillah ini sangat berpengaruh terhadap penurunan kasus, sehingga kami relatif bisa mengendalikan penularannya. Nah, setelah mereka sembuh, kami juga ajak mereka untuk senam pernafasan, sehingga kondisi mereka terus terpantau oleh pihak puskesmas,” ia mengungkapkan.
BACA JUGA: Risma Masuk Daftar 10 Besar Capres 2024
Sementara, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa setelah mendengarkan paparan dari Tri Rismaharini, ia dapat menyimpulkan bahwa yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sebenarnya 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.
“Tadi testingnya sudah luar biasa, kita ikuti tadi tracingnya juga menggunakan aplikasi yang sangat baik, sehingga semuanya bisa terdeteksi. Bahkan, treatment-nya juga sudah dilakukan dengan baik. Nah, 3T itu sebenarnya memang kewajiban pemerintah,” kata Moeldoko.
Selanjutnya, tugas dan kewajiban masyarakat adalah 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Menurutnya, jika 3M dan 3T itu berjalan dengan baik, maka ia yakin pengembangan Covid-19 bisa segera diberesi dan cepat hilang dari Indonesia. “Ini penting agar masyarakat terbiasa dengan kehidupan yang taat asas dan disiplin,” ia menegaskan.
Setelah bertemu Tri Rismaharini, Moeldoko bersama rombongannya langsung meninjau salah satu pasar tangguh di Surabaya, yaitu Pasar Genteng. Di pasar tersebut, ia juga sempat meninjau dan mencoba menggunakan nampan yang digunakan oleh pedagang untuk melayani para pembeli.