Sabtu, 29 August 2020 01:00 UTC

RISMA: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat di sela meninjau Underpass Mayjend Sungkono. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berdasarkan survei elektabiltas masuk daftar 10 besar sebagai calon Presiden Republik Indonesia (RI) tahun 2020. Hal itu diungkapkan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menghadiri acara sosialisasi 4 pilar di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya, Kamis 27 Agustus 2020.
"(Wali Kota Surabaya) Sampai hari ini (Kamis, 27 Agustus 2020) masih terus bertengger di 10 besar Calon Presiden 2024," kata Bambang.
Menanggapi hal itu, wanita yang akrab disapa Risma ini mengaku tak pernah membayangkan ia bisa masuk dalam 10 besar survei elektabilitas calon Presiden 2024 seperti yang disampaikan Bambang Soesatyo tersebut. Bahkan, ia sendiri tak mengerti siapa yang membuat survei elektabilitas itu.
"Saya tahu siapa saya, dan saya tidak mungkin kuat buat bayarin untuk membuat survei dan sebagainya, tidak mungkin. Saya tidak punya kapasitas keuangan untuk aku melakukan survei atau niatan apa itu, yang jelas jauh dijangkauan saya dan saya sadar siapa saya," kata Risma di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam, Jumat 28 Agustus 2020.
BACA JUGA: Cerita Risma Tentang Kampung Santri Ndresmo
Karena itu, ia menegaskan bahwa apabila ada surveyor yang menyatakan elektabilitasnya masuk dalam 10 besar Calon Presiden RI 2024, maka itu bukan keinginan atau kemauannya.
"Karena itu, kalau ada yang melakukan survei itu bukan saya yang minta dan bukan kemauan saya. Saya juga tahu kapasitas kemampuan saya seperti apa," ia menandaskan.
Bahkan, ia menyatakan tak pernah bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang Presiden RI. Sebab menurutnya, menjadi wali kota tanggungjawabnya sangat berat apalagi seorang Presiden yang memimpin seluruh Nusantara. Karena, seorang pemimpin tidak hanya bertanggungjawab terhadap rakyatnya tapi juga Tuhan Yang Maha Esa.
BACA JUGA: Diberi Uang Baru Pecahan Rp75 Ribu, Ini Kata Risma
"Saya tidak pernah bermimpi, bahkan ketika jadi Wali Kota Surabaya tak pernah berani membayangkan. Karena tanggungjawabnya berat, bukan hanya di dunia ini. Karena saya harus pertanggungjawabkan itu dihadapan Tuhan," ia menuturkan.
Untuk itu, ia pun kembali menegaskan bahwa selama ini ia tak pernah membayangkan ingin maju sebagai Presiden, apalagi menginisiasi survei elektabilitas Calon Presiden RI. Menurutnya, daripada menyuruh orang membuat survei, lebih baik uang tersebut dimanfaatkan untuk membantu keluarga atau anak-anak kurang mampu.
"Daripada saya buat survei mending saya kasihkan ke anak-anak yang lain, yang banyak ditinggalkan orang tua kena Covid-19 dan sebagainya. Jadi saya tidak tahu siapa yang melakukan survei itu," ia memungkasi.
