Logo

Muncul Ikon Boikot Trans7 di Google Maps

Dampak Tayangan Infotainmet yang Dianggap Hina Tradisi Pesantren
Reporter:

Rabu, 15 October 2025 01:00 UTC

Muncul Ikon Boikot Trans7 di Google Maps

Tangkapan layar ikon Boikot Trans7! di Google Maps. Sumber: Google Maps

JATIMNET.COM – Kontroversi tayangan infotainment Xpose Uncensored di Trans7 masih ramai diperbincangkan di dunia maya maupun di masyarakat, khsusunya di kalangan warga NU atau Nahdliyin.

Selain ramai tanda pagar (tagar) #Boikot Trans7 di media sosial, kini muncul ikon Boikot Trans7! di layanan peta pencarian lokasi Google Maps.

Diduga, ikon tersebut ditambahkan melalui layanan Google Maps sejak Selasa, 14 Oktober 2025.

Ikon Boikot Trans7! itu diletakkan di kawasan gedung Menara Bank Mega yang jadi kantor Trans7 dan sejumlah media lainnya di bawah Trans Media sebagai bagian dari Trans Corporation (Corp).

BACA: Tayangan Xpose Uncensored Trans7 Hina Pesantren? Ini Langkah KPID Jatim

Hingga Rabu pagi, 15 Oktober 2025, hanya ada dua akun Google yang memberikan pandangan atau review pada ikon lokasi tersebut pada 13 dan 14 jam yang lalu terhitung hingga Rabu pagi.

Meski manajemen Trans7 sudah meminta maaf atas tayangan tersebut, Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBH PBNU) sedang menyiapkan kajian hukum untuk melaporkan dugaan pelanggaran konten siaran itu berdasarkan ketentuan dalam UU Penyiaran dan ketentuan hukum lainnya yang terkait.

“Tayangan Trans 7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren, yang juga tokoh yang dimuliakan Nahdlatul Ulama, sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama. Menghina hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai mulia yang dipegang teguh oleh dunia pesantren,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Oktober 2025, dikutip dari NU Online.

BACA: Tayangan Infotainment Hina Pesantren, PBNU Instruksikan Tempuh Jalur Hukum

Gus Yahya menilai tayangan tersebut tidak hanya mencederai nilai-nilai luhur yang dijunjung pesantren, tapi juga berpotensi mengganggu ketentraman masyarakat. Sebab menurutnya, tayangan itu bisa membangkitkan amarah kalangan pesantren dan warga NU.

“Karena jelas penghinaan-penghinaan yang dilakukan dalam tayangan Trans 7 tersebut sangat menyinggung dan membangkitkan amarah bagi kalangan pesantren dan warga Nahdlatul Ulama pada umumnya,” katanya.

Tayangan tersebut berisi koleksi video diduga diambil dari media sosial yang memperlihatkan para santri duduk menunduk dan antre berbaris untuk bersalaman dengan kiai.

BACA: Dianggap Hina Pesantren, Ansor Jatim Kecam Tayangan Xpose Uncensored Trans7

Tayangan lainnya memperlihatkan para santri antre duduk untuk menerima asupan susu dalam gelas kecil dari seorang bunyai.

Tayangan yang lain juga menyajikan sejumlah santri yang membersihkan diduga kawasan ponpes dan rumah keluarga besar pengasuh ponpes. Kebetulan, video yang dicuplik tersebut terjadi di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Tayangan lainnya juga menyajikan video kerja bakti santri dan dikaitkan dengan tragedi di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, yang salah satu gedungnya runtuh, 29 September 2025. Para santri setempat juga terlibat kerja bakti pengecoran gedung yang runtuh.

Yang dipersoalkan dalam tayangan tersebut adalah narasi yang menganggap peristiwa itu bagian dari eksploitasi anak dan feodalisme di pesantren.

BACA: Kecam Tayangan Xpose Uncensored Trans7, Ansor Jatim Desak Dewan Pers dan KPI Bertindak

Narasi ini yang membuat marah santri dan pesantren yang ada di Indonesia dan mungkin alumni pesantren yang tersebar di penjuru dunia.

Manajemen PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7) sudah menyampaikan permintaan maaf kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo terkait tayangan program infotainment Xpose Uncensored yang tayang Senin 13 Oktober 2025.

“Kami menyadari telah terjadi keteledoran dalam proses produksi yang mengakibatkan kerugian moral bagi keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para kiai, pengasuh, santri, serta pemilik pesantren,” ujar Direktur Produksi Trans7 Andi Chairil dalam surat tertanggal 13 Oktober 2025.

BACA: Akui Teledor, Trans7 Minta Maaf ke Pondok Pesantren Lirboyo

Andi menegaskan tayangan tersebut menjadi pembelajaran penting bagi seluruh tim Trans7 agar lebih berhati-hati dalam menyajikan konten yang menyangkut tokoh agama, pesantren, dan lembaga keagamaan.

“Kami berkomitmen untuk tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan ulama, kiai, dan keteladanan pesantren dalam program yang tidak relevan. Ke depan, kami akan lebih fokus menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren,” katanya.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas kebesaran hati pihak Pondok Pesantren Lirboyo yang tetap memberikan ruang dialog dan tanggapan yang konstruktif atas keteledoran ini.

“Kami berharap permintaan maaf ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami untuk menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan, khususnya pesantren,” kata Andi menutup pernyataannya.