Sabtu, 21 November 2020 09:40 UTC
SEMINAR: Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim saat menyampaikan sambutan pada Seminar Nasional dan Kongres FPTVI 2020.
JATIMNET.COM, Surabaya - Saat ini, pendidikan vokasi menjadi aspek penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Berbagai kegiatan dan program telah banyak dilakukan oleh para penggiat pendidikan demi pembangunan SDM yang unggul.
Salah satunya melalui Seminar Nasional dan Kongres yang diselenggarakan tahunan yakni Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) 2020, digelar secara daring (dalam jaringan), Sabtu 21 November 2020.
Kali ini, ITS didapuk menjadi tuan rumah kegiatan yang dilaksanakan untuk kali ketujuh ini. Seminar dan kongres tahun ini mengusung tema besar Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Industri untuk Menjadikan Indonesia Lebih Hebat.
Tak hanya itu, pada sidang komisi ini terbagi menjadi empat bidang, diharapkan bisa menjawab isu-isu dan permasalahan substantif, serta mencapai tujuan yang strategis. Empat bidang tersebut adalah Sinergi Industri, Pendidikan Vokasi dan Profesi, Teaching Factory, serta Keorganisasian dan Proker.
BACA JUGA: Pembelajaran Tatap Muka Masih Jadi Polemik
Seminar Nasional FPTVI 2020 yang menjadi tamu spesial adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Anwar Makarim. Ia menyampaikan beberapa hal terkait Pembangunan SDM di Indonesia ke depannya.
Seperti pembangunan SDM yang unggul merupakan kunci pembangunan Indonesia dan menjadi prioritas bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menjadi aspek penting dalam pembangunan SDM, termasuk pendidikan vokasi di Indonesia.
“Keseriusan pemerintah dalam memaksimalkan potensi dan menggarap pembangunan SDM, khususnya vokasi dibuktikan dengan pembentukan direktorat jenderal khusus, yaitu Direktorat Jenderal Vokasi,” kata Nadiem, Sabtu 21 November 2020.
Nadiem mengungkapkan, Kemdikbud berkomitmen mendorong kemajuan institusi pendidikan vokasi melalui strategi link and match. “Link and match kali ini tidak sekadar seremoni dan tanda tangan Memorandum of Understanding (MoU), namun ini benar-benar secara substantif sampai mewujudkan pendidikan dan lulusan vokasi yang relevan dengan dunia nyata,” ia menekankan.
BACA JUGA: Sebanyak 1.080 Sekolah Jenjang SMA di Jatim Buka Kembali
Ia juga mengatakan, hal tersebut tentunya harus didukung oleh semua pihak. ”Strategi ini bukan diukur dari semata-mata aspek fisik yang nampak, tetapi juga harus dimulai dari perubahan pola pikir dan kepemimpinan kepala SMK, guru-guru, dekan, atau direktur kampus vokasi,” ia menambahkan.
Kemdikbud saat ini terus berusaha menghadirkan berbagai terobosan baru. Tak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi, tetapi juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk memilih yang terbaik.
Pekan lalu, Kemdikbud telah meluncurkan dua program terobosan, yaitu program SMK Diploma 2 (D2) jalur cepat dan program peningkatan prodi D3 menjadi sarjana terapan atau D4.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Harapkan ITS Jadi Garda Depan Pengembangan Teknologi
"Terobosan ini kami hadirkan untuk memberikan kesempatan yang lebih fleksibel bagi pendidikan vokasi, sehingga dapat berjejaring dan menyiapkan calon tenaga kerja yang handal dan matang,” ia menerangkan.
Nadiem juga mengajak berpikir dari hulu ke hilir. Program vokasi ini harus berbasis kebutuhan nyata. Tanpa hal itu, tentunya tidak dapat menciptakan lulusan dengan kompetensi yang relevan, memiliki mental siap kerja, dan siap belajar sepanjang hayat. “Vokasi harus bisa menjadi solusi, berinovasi, dan kuat untuk Indonesia,” tegasnya ia menegaskan.
Terakhir, Nadiem mengingatkan bahwa tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi ada di pundak kita semua. Ia berharap upaya baik ini dapat segera terlaksana, sehingga dapat menghadirkan pendidikan vokasi yang relevan dan vokasi bisa semakin berperan strategis dalam memajukan Indonesia. “Salam vokasi kuat, menguatkan Indonesia,” ia memungkasi.