Rabu, 20 November 2019 08:04 UTC
MAJAPAHIT. Kolam Segaran peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto yang mengering. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto - Kolam Segaran, situs purbakala yang dipercaya sebagai tempat sakral peninggalan Kerajaan Majapahit, kini kering kerontang, Rabu, 20 Rabu 2019.
Kolam yang miliki kedalaman 2,88 meter itu, diperkirakan dibangun sekitar abad 14 akhir. Pasca Kakawin Negarakertagama yang menjadi rujukan para sejarawan dan arkeolog dalam meneliti peninggalan Majapahit, yang ditulis Empu Prapanca.
Meski tak banyak penjelasan tentang Kolam Segaran, situs ini memperkuat anggapan bahwa Majapahit merupakan kerajaan yang memiliki sistem pengairan yang baik kala itu.
BACA JUGA: Pemkot Blitar Alokasikan Rp 131 Juta untuk Ekskavasi Lanjutan Candi Gedog
"Secara sistem irigasi, Kerajaan Majapahit sangat maju. Indikasinya dengan adanya kanal-kanal yang melintang barat, timur, utara, selatan, dari ibu kota Kerajaan Majapahit. Itu berdasarkan peta satelit yang dibuat tahun 1960," kata Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, di Mojokerto, Wicaksono Dwi Nugroho.
Namun, sejak tiga tahun terakhir, situs peninggalan Kerajaan Majapahit berbentuk kolam dengan dinding bata merah berukuran besar yang ditemukan pada 1926 itu kering kerontang.
Hanya sebagian kecil kolam yang nampak tergenang air. Ketinggian airnya pun cukup dangkal, tak sampai 15 cm.
BACA JUGA: Puing Candi Era Majapahit Ditemukan Lagi di Situs Gedog Blitar
Bagian dasar kolam yang pernah dipugar pada tahun 1966 dan 1974 nampak kering tanpa air. Tanah berlumpur yang mengering dan retak, ditumbuhi rumput liar.
Tak ada piring-piring emas seperti cerita rakyat yang beredar, hanya bangkai biota air, seperti kerang dan lain sebagainya yang terlihat membusuk akibat kekeringan.
"Iya, ini yang ketiga kalinya Kolam Segaran selalu kering. Jadi sudah tiga tahun berturut-turut ini, dan tahun ini yang paling parah. Karena hampir tidak ada airnya sama sekali, hanya di sudut utara dan timur kolam saja," paparnya.
BACA JUGA: Geliat Produk Batik Mojokerto yang Andalkan Motif Dedaunan
Sementara, belum diketahui secara pasti penyebab mengeringnya Kolam Segaran. Sedangkan, kolam itu dikenal tak pernah mengering meski kemarau panjang.
Diduga, keringnya air di Kolam Segaran selain karena kemarau juga dipicu tertutupnya beberapa saluran air menuju kolam, yang diakibatkan pembangunan area parkir di sisi kolam.
"Saluran masuk yang pertama di Balong Bunder yang ada di selatan itu kan sudah ditutup. Selain itu juga kemungkinan ada sungai-sungai kecil di bagian selatan barat mengering. Suplainya Segaran ya dari dua titik itu. Kemudian, diindikasikan faktor penggalian batu bata di bagian selatan. Namun, masih harus dikaji kembali untuk penyebabnya," tuturnya.
BACA JUGA: Pola Situs Tribhuwana Tunggadewi Mirip di Candi Penataran
Menurutnya, Kolam Segaran dibangun dengan dua fungsi, yakni sebagai tempat pemujaan, serta penampungan air.
"Dalam agama Hindu-Budha, air menjadi cukup penting dalam ritual mereka. Sedangkan fungsi lainnya untuk pengairan atau irigasi, sehingga dijadikan waduk penampungan untuk mengatasi banjir dan kekeringan," ungkap Wicak.
