Logo

Empat Desa di Kalitengah Lamongan Terendam Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi

Reporter:,Editor:

Selasa, 30 December 2025 01:03 UTC

Empat Desa di Kalitengah Lamongan Terendam Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi

Banjir di Kecamatan Kalitengah, Lamongan memaksa warga beraktivitas dalam genangan air. Foto: Zuditya

JATIMNET.COM, Lamongan – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Lamongan selama dua pekan terakhir mengakibatkan banjir di empat desa yang berada di Kecamatan Kalitengah. Banjir tersebut merendam permukiman warga, jalan poros desa, hingga area tambak ikan.

Luapan air terjadi karena Sungai Bengawan Njero tidak lagi mampu menampung peningkatan debit air yang terus berlangsung. Kondisi tersebut menyebabkan air sungai meluber dan menggenangi rumah warga serta akses jalan utama di sejumlah desa.

"Hal itu dikarenakan Sungai Bengawan Njero tidak lagi mampu menampung tingginya debit air yang kian hari semakin meningkat, sehingga meluber ke jalan dan rumah warga," kata Kasi Trantibum Kecamatan Kalitengah, Topan, Selasa, 30 Desember 2025.

Topan menjelaskan, empat desa yang terdampak banjir meliputi Desa Bojoasri, Blajo, Mungli, dan Somosari. Di Desa Bojoasri, sebanyak 51 rumah warga terendam banjir. Selain itu, jalan poros sepanjang 3.200 meter tergenang air dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter, serta tambak ikan seluas 285 hektare ikut terdampak.

BACA: Banjir Besar Terjang Tiga Desa di Lereng Argopuro Probolinggo, Jembatan Putus

Di Desa Blajo, banjir merendam 36 rumah warga, jalan poros desa dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter, serta tambak ikan seluas 72 hektare. Sementara di Desa Mungli, banjir menggenangi tambak ikan seluas sekitar 160 hektare.

Kondisi terparah terjadi di Desa Somosari. Sebanyak 135 rumah warga terendam banjir. Selain itu, dua sarana pendidikan, satu polindes, tambak ikan seluas 250 hektare, serta jalan poros desa dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter turut terdampak.

"Air yang terus datang menyebabkan volume air banjir di empat desa tersebut saat ini semakin tinggi," ujar Topan.

Sementara itu, warga Desa Bojoasri, Ihya’ulummudin, mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi menyebabkan aktivitas masyarakat lumpuh. Warga kesulitan menjalankan kegiatan sehari-hari akibat genangan air yang semakin tinggi.

BACA: Puluhan Rumah  di Dawarbalandong Mojokerto Terendam Banjir

"Wah, sudah tidak bisa ngapa-ngapain, sangat terganggu. Air banjir semakin tinggi, kendaraan roda dua sudah tidak bisa melintas di jalan, pasti mogok. Kalau naik perahu juga tidak bisa melintas karena Sungai Bengawan banyak eceng gondoknya," kata Ihya’ulummudin.

Ia juga menyampaikan bahwa banjir besar yang merendam wilayah tempat tinggalnya telah berlangsung sekitar 10 hari terakhir. Namun hingga kini, warga mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah.

"Kalau soal bantuan banjir, belum ada. Bahkan pemilik rumah yang rumahnya sudah terendam banjir juga belum menerima bantuan," pungkasnya.