Khofifah Anggap Surabaya Raya Butuh PSBB

A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Minggu, 19 April 2020 - 04:16

khofifah-anggap-surabaya-raya-butuh-psbb

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Wagub Emil Dardak. Foto: Dok Jatimnet.com

JATIMNET.COM, Surabaya - Surabaya, Gresik dan Sidoarjo dinilai sudah saatnya menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berencana memanggil ketiga kepala daerah untuk menerapkan PSBB yang renananya dilakukan di Gedung Negara Grahadi hari ini.

"Kajian epidemologi yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga menilai kasus pasien positif di Surabaya mencapai 10. Artinya skor tertinggi dari skala evaluasi untuk bisa diputuskan sebagai PSBB," kata Khofifah, Sabtu 18 April 2020 malam.

Penilaian yang dilakukan Unair berdasarkan beberapa aspek seperti peningkatan angka pasien positif covid-19 yang belum menunjukkan penurunan. Kemudian pola penyebarannya dari beberapa klaster di Surabaya mulai meningkat ke level dua. 

Kajian yang dilakukan Unair terjadi transmisi lokal dan luar daerah terinfeksi dari beberapa klaster yang berawal dari Surabaya. "Hasil rapat perhimpunan rumah sakit seluruh Indonesia dan tiga sekretaris daerah menekankan pentingnya penerapan status PSBB," terangnya. 

BACA JUGA: Gunakan Dana Desa, Tiap Keluarga Terdampak Covid-19 Bisa Dapatkan Rp 600 Ribu Per Bulan

Terkait peta penyebaran, mantan menteri sosial itu menyebut telah meluas di seluruh kecamatan. Dengan total angka pasien positif per Sabtu 18 April 2020 terkonfirmasi pasien positif covid-19 di Surabaya mencapai 270 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 703 orang, dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) 1.806 orang.

"Dalam catatan penambahan yang terkonfirmasi positif setiap harinya di Surabaya, rata-rata yang berasal dari PDP 50-60 orang," terangnya.

Adapun Gresik dan Sidoarjo, yang berbatasan langsung dengan Surabaya terlihat memiliki pola interaksi kewilayahan sangat erat. Kedua daerah itu juga turut menunjukkan kenaikan kasus covid-19 yang cukup signifikan.

BACA JUGA: Pengelolaan Sungai di Jatim Tetap Berjalan Meski Pandemi Covid-19

Kabupaten Sidoarjo hingga saat ini sudah 14 kecamatan terdapat pasien positif covid-19 dari 18 kecamatan. Di kabupaten ini kasus yang terkonfirmasi positif mencapai 56 orang, PDP 118 orang, dan ODP 497 orang.

Begitu juga halnya Gresik, dari 18 Kecamatan, sudah 11 kecamatan terdapat pasien positif covid-19. Bahkan hingga hari ini tercatat 20 orang dinyatakan positif, PDP 102 orang, dan ODP 1.073 orang. 

"Kemudian untuk Lamongan dari 27 kecamatan, tercatat 9 kecamatan yang sudah terkonfirmasi positif covid-19. Pasien positifnya ada 27 orang," paparnya.

BACA JUGA: DPRD Jatim Ingatkan Permainan Harga Sembako Menjelang Ramadan

Khofifah menilai kecamatan terutama di Gresik dan Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Surabaya memiliki penyebaran lebih tinggi. "Perkembangan yang terjadi di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik menunjukkan indikasi sejalan dengan petunjuk penentuan tingkat urgensi dari penerapan status PSBB," bebernya.

Menyikapi perkembangan sebaran covid-19 yang terus melonjak, Khofifah segera memanggil ketiga kepala daerah tersebut bersama forkompinda, hari ini di Grahadi. Pemanggilan ini untuk menentukan tindak lanjut dari peraturan menteri kesehatan tentang PSBB 

Per Sabtu 18 April 2020 di Jatim, kasus pasien positif bertambah menjadi 555 orang. Di mana dari jumlah itu PDP-nya tercatat 1.919. Kemudian PDP yang masih dalam pengawasan 1.060 orang. ODP 16.263 dan yang masih di dalam pemantauan 7.169 orang.

Perkembangan ruang observasi yang sudah terlapor hingga Sabtu pukul 17.00 WIB, total desa dan kelurahan yang sudah memiliki ruang observasi sudah 81,2% atau setara dengan 6.914.

Baca Juga