Logo

ITS Kembangkan Pengelolaan Limbah dengan Campuran Lumpur

Reporter:,Editor:

Selasa, 24 December 2019 06:13 UTC

ITS Kembangkan Pengelolaan Limbah dengan Campuran Lumpur

Doktor Teknik Lingkungan ITS, I Made Wahyu Wijaya. Foto: IST.

JATIMNET.COM, Surabaya – Persoalan air limbah membutuhkan penyelesaian yang efektif. Doktor dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), I Made Wahyu Wijaya membuat inovasi, yakni mengembangkan pengolahan air limbah dengan menambahkan lumpur.

Pria yang kerap disapa Wahyu ini mengungkapkan, riset tersebut dilatarbelakangi masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (khususnya dalam ekosistem air tawar) pada badan air yang diakibatkan tingginya konsentrasi amonia.

“Air limbah yang tidak diolah mengandung zat pencemar yang menyebabkan penurunan kualitas di badan air, salah satunya amonium,” terang Wahyu dalam keterangan resminya, Selasa 24 Desember 2019.

Penelitian yang dibimbing Eddy Setiadi Soedjono dan Agus Slamet ini menggunakan sampel lumpur dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Surabaya.

BACA JUGA: Pakar ITS Anggap Semburan Minyak dan Gempa Tidak Berkaitan

Penelitian menggunakan metode anaerobic ammonium oxidation (Anammox). Yakni mengkaji proses penyisihan senyawa nitrogen pada Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Upflow Reactor (AUR). Sementara unit pengolahan air limbah yang umum digunakan di Indonesia adalah ABR.

Menggunakan metode anaerobic ammonium oxidation (Anammox), penelitian ini mengkaji proses penyisihan senyawa nitrogen pada Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Upflow Reactor (AUR). Di mana, unit pengolahan air limbah yang umum digunakan di Indonesia adalah ABR.

Dalam melakukan penelitiannya, Wahyu memodifikasi reaktor ABR dengan memanfaatkan AUR. Selain itu, dilakukan penambahan lumpur dari tangki aerasi IPAL Kota Ponte de Lima.

IPAL tersebut merupakan inokulum (mikroorganisme yang akan dipakai dalam tahap kultur jaringan). Modifikasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja reaktor dalam penyisihan nitrogen.

BACA JUGA: Ini Besaran Tarif Transportasi Air Usulan ITS

“Penambahan lumpur ini merupakan inovasi baru dan belum pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya,” aku Wahyu.

Secara umum, papar Wahyu, percobaan yang telah dilakukan pada penelitian ini meliputi uji kualitas air limbah domestik di Surabaya, inkubasi bakteri, percobaan dengan ABR dan AUR skala laboratorium, serta identifikasi bakteri.

Konsentrasi pada setiap percobaan dianalisis untuk memperoleh laju penyisihan amonium dan nitrit, serta pembentukan nitrat.

Dari penelitian tersebut, Wahyu mendapati bahwa kandungan air limbah domestik di Surabaya masih melebihi baku mutu. Sementara itu, penambahan inokulum lumpur menunjukkan penurunan konsentrasi nitrit dan nitrat yang signifikan. Penyisihan amonium pada masing-masing reaktor lebih dari 40 persen.

BACA JUGA: Ini Masukan Ahli Geologi ITS Tentang Pembangunan Subway

“Kami juga menemukan adanya bakteri anammox candidatus brocadia pada AUR dan uncultured anaerobic ammonium-oxidizing bacterium pada ABR,” imbuhnya.

Penemuan bakteri anammox ini menunjukkan bahwa proses anammox pada kedua reaktor dalam menyisihkan senyawa nitrogen telah terjadi.

Dari penelitian tersebut Wahyu menyimpulkan bahwa proses anammox yang ia terapkan dalam penelitiannya dapat diaplikasikan melalui modifikasi pada unit ABR yang telah banyak dibangun di lingkungan masyarakat. Salah satunya dengan penambahan biomassa berupa lumpur dari IPAL atau sedimen dari muara sungai.