Senin, 12 August 2019 12:54 UTC
Dosen Departemen Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian AMien Widodo. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Ide membangun subway atau kereta bawah tanah yang diusulkan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mendapat perhatian khusus Ahli Geologi ITS Surabaya, Amien Widodo.
Ada beberapa masukan yang harus diperhatikan Pemerintah Kota Surabaya, sekaligus untuk mengetahui lokasi-lokasi patahan aktif. Khususnya yang masuk wilayah sesar aktif atau patahan yang berpotensi gempa.
“Sebaiknya jangan memotong (patahan). Kalau bisa sejajar atau di sebelahnya,” kata Widodo saat diwawancarai melalui telepon selulernya, Senin 22 Agustus 2019.
Berdasarkan penelitian terbaru Pusat Studi Gempa Nasional, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2017, wilayah Jawa Timur terdapat patahan aktif. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan gempa bumi mencapai magnitudo 6,5 Skala Richter (SR).
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Segera Realisasikan Angkutan Kereta Bawah Tanah
Widodo mengungkapkan terdapat patahan aktif pada perbatasan Kota Surabaya dengan Waru Sidoarjo. Lokasi tersebut yang bisa dijadikan pertimbangan pemkot dalam membuat rute subway.
“Jika memang mau merancang pembangunan kereta bawah tanah, sebelum pengeboran harus melihat kondisi tanah lapisan bawahnya,” Amin melanjutkan. Dia menjelaskan dalam melihat lapisan tanah bisa melihat menggunakan metode geofisika.
Amien juga mengimbau agar jalur subway tidak pada area tanah endapan. Adapun beberapa kawasan dengan area tanah endapan adalah di kawasan Margerejo dan beberapa lokasi wilayah Timur Surabaya.
Tanah-tanah di Surabaya ini terbagi menjadi dua. Di antaranya adalah tanah endapan dengan persentase 80 persen, serta tanah sedimen dengan persentase 20 persen.
BACA JUGA: Khofifah Ingin Inggris Bantu Pembangunan MRT dan LRT di Jawa Timur
“Kondisi tanah endapan di Surabaya memiliki kondisi cukup dalam, yakni hingga 20 meter lebih,” kata Dosen Departemen Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian (FTSLK) ini.
Jika pembangunan tidak dibarengi dengan penelitian dan kajian mendalam dalam membuat jalur subway, dikhawatirkan terjadi penurunan tanah. Sehingga dimungkinkan juga terjadi amblesan jalan di sekitarnya.
Gagasan moda transportasi subway ini mulai dipersiapkan kajian awal oleh Pemkot Surabaya. Ide Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana ini nantinya akan menyambungkan seluruh wilayah perekonomian di Surabaya.
Kemungkinan jalur yang akan dilalui subway yakni mulai dari koridor Utara-Selatan sampai Barat-Timur Surabaya. Sedangkan untuk pembiayaannya pemkot akan menggandeng swasta.