Logo

Demo Tolak Kenaikan BBM Sempat Memanas, Mahasiswa Kena Pukul Polisi

Reporter:,Editor:

Rabu, 07 September 2022 07:40 UTC

Demo Tolak Kenaikan BBM Sempat Memanas, Mahasiswa Kena Pukul Polisi

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Mojokerto Raya dan Cipayung Plus melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM.

JATIMNET.COM, Mojokerto - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Mojokerto Raya dan Cipayung Plus melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM. Aksi demonstrasi sempat memanas, lantaran satu mahasiswa diduga kena pukul polisi saat pengamanan. 

Pantauan di lokasi, aksi demonstrasi ini dimulai sekitar pukul 10.30 WIB, pada Rabu, 7 September 2022. Ratusan mahasiswa berbagai elemen dari HMI, GMNI, PMII, dan IMM melakukan long march dari terminal Kertajaya Mojokerto. 

Saat melintas di Simpang Empat Kenanten, ratusan mahasiswa ini berhenti dan memblokir jalan. Salah seorang mahasiswa yang memegang megaphone kemudian melakukan orasi, sementara yang lain menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Akibatnya jalur nasional trans jawa itu pun sempat tersendat. Lantaran para mahasiswa memblokir seluruh akses jalan. Usai melakukan orasi, para mahasiswa ini kemudian melanjutkan aksi dengan mendatangi gedung DPRD dan Pemkot Mojokerto.

Baca Juga: Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Mojokerto Lakukan Aksi Bakar di Depan Gedung DPRD

Selama hampir 30 menit para mahasiswa bergantian melakukan orasi. Para demonstran juga meminta agar para wakil rakyat keluar menemui mereka. 

Akan tetapi, permintaan itu belum dituruti, hingga akhirnya para mahasiswa membakar ban meski dalam penjagaan ketat pihak kepolisian.

Pasca itulah Pimpin DPRD Kota Mojokerto menemui mereka. Yakni Ketua DPRD Sunarto, serta dua wakil pimpinan yakni Junaidi Malik dan Sony Basuki Rahardjo. Sementara dari Pemkot Mojokerto diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Gaguk Try Prasetyo.

Salah satu koordinator aksi Ahmad Rofi'i mengatakan, ada 3 tuntutan yang diajukan para mahasiswa ini. Diantaranya, mendesak pemerintah mencabut kebijakan menaikan harga BBM subsidi sebesar Rp 10.000.

Baca Juga: BBM Naik, PKS Jatim Beberkan Dampaknya di Tengah Masyarakat

"Tuntutan kita ada 3, pertama pencabutan kenaikan BBM bersubsidi, pengawasan penyaluran BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan pembuatan Perwali untuk menjaga stabilitas harga pangan di Kota Mojokerto," ujarnya. 

Menurutnya kenaikan harga BBM subsidi ini akan menberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Lantaran bukan tindak mungkin harga kebutuhan pokok juga akan melejit dengan tingginya harga BBM.

"Kami juga mendesak agar pemerintah menaikan UMR (Upah Minimun Regional). Karena dengan kenaikan BBM hampir 30% otomatis pendapatan masyarakat juga harus naik, untuk menutupi kenaikan harga bahan pokok yang juga pasti naik," ungkapnya.

Sementara itu, kericuhan terjadi setelah para mahasiswa ini beradu argumen dengan para pimpinan dewan. Pasca para pimpinan dewan dan perwakilan Pemkot Mojokerto meneken nota kesepakatan menolak kenaikan harga BBM subsidi.

Baca Juga: Demo Tolak BBM Naik di Sampang Diwarnai Aksi Bakar Ban

Satu orang mahasiswa yang juga Ketua HMI Mojokerto mengaku terkena pukul oleh petugas yang menjaga jalannya aksi unjuk rasa. Hingga keributan pun tak terhindarkan, para mahasiswa ini nyaris adu pukul dengan petugas.

"Saat saya mau mundur, saya terkena kepalan tangan di sebelah sini (pelipis kiri) kemudian saya ditarik sama teman-teman untuk mundur," ujar Elang Teja Kusuma.

Menurut Elang, pemukulan terhadap dirinya itu sengaja dilakukan. Sebab, gesekan yang terjadi secara spontanitas dan terjadi secara langsung ketika massa aksi melakukan debat dengan para pimpinan DPRD Kota Mojokerto.

"Tadi saya sudah menegaskan kepada Kapolresta untuk memberikan sanksi secara tegas kepada anggotanya, selama 2X24 jam anggotanya harus ditindak," ucam 

Elang menyatakan, kericuhan dalam aksi demonstrasi ini tidak akan terjadi jika Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersedia datang menemui demonstran. Bukan justru mewakilkan kepada Sekda Gaguk Try Prasetyo untuk menemui massa aksi.

"Kami sangat kecewa karena mahasiswa yang merupakan elemen masyarakat tidak ditemui malah enak-enakan keluar," ungkap Elang.

Elang juga mendesak agar pimpinan DPRD dan Pemkot Mojokerto segera merealisasi kesepakatan yang sudah ditanda tangani bersama. Dalam waktu dekat, para mahasiswa ini juga akan kembali menagih kinerja para wakil rakyat dan Pemkot Mojokerto.

Menanggapi adanya insiden dalam aksi unjuk rasa mahasiswa itu, Kapolresta Mojokerto AKBP Wiwid Adisatria mema