Minggu, 06 October 2019 05:35 UTC
BERKEMBANG. Usaha produk kue kering dan basah 'Elisa Cookies and Cake" kian memenuhi outlet-outlet Disperindag Kota Surabaya. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Nama brand produk kue kering dan basah “Elisa Cookies and Cakes” di Surabaya mulai dikenal masyarakat luas. Siapa sangka, usaha yang digeluti Cicilia Sandra (47) sejak 2008 lalu ini berawal dari larangan dirinya bekerja di luar oleh sang suami.
“Suami saya melarang bekerja. Tapi mengizinkan tetap berkarya, asal di rumah,” kata Cicilia saat diwawancarai di rumah dan tempat produksi di Kebonsari V no. 27, Minggu 6 Oktober 2019.
Memiliki bekal hobi memasak dan membuat kue, membuatnya mantap memulai usaha. Ia mengaku hanya bermodal uang sebesar Rp 200 ribu ketika memulai usaha ini. Kini, omzetnya sudah mencapai Rp 5 juta per bulan.
“Modalnya memang sedikit. Hanya untuk membeli bahannya. Kebetulan alat-alatnya sudah ada,” kata dia.
BACA JUGA: 40 Tahun Takjil Khas Banjar di Kawasan Ampel Surabaya
Cicilia mengungkapkan selama kedua orang tuanya masih hidup, keluarganya juga usaha bakery. Namun sudah lama tidak berjualan lagi dan semua peralatannya tidak terpakai.
Meski dari keluarga pengusaha bakery, ia mengaku memulai membuat kue secara otodidak. Bahkan selanjutnya mengambil kursus membuat kue kering.
“Saya ambil kursus karena ingin serius menjaga kualitas produk,” katanya.
Mulanya, Cicilia hanya dapat membuat empat varian kue, yaitu lidah kucing, kastengel, nastar, kue kacang.

SUKSES. Usaha pembuatan kue kering dan basah yang digeluti Cicilia Sandra kini semakin berkembang. Foto: Khoirotul Lathifiyah
BACA JUGA: 14 Nama Kue Dibalik OS Android Cupcake Hingga Pie
"Kalau sekarang saya bisa membuat sekitar 15 varian kue kering. Tapi tidak semua varian saya keluarkan tiap tahunnya, mengikuti tren pasar juga," jelas alumni Teknik Sipil, ITS.
Cicil pun memproduksi katering kue basah atau snack box untuk menyeimbangkan penjualan kue kering.
Usaha yang digelutinya kian dikenal dan pesanan terus berkembang. Sudah ada satu asisten untuk memproduksi kue di rumahnya. Setiap hari, dirinya menghabiskan minimal 3 kilogram tepung.
“Kalau saat even keagamaan, seperti lebaran, natal, dan tahun baru, saya dibantu beberapa asisten yang saya ambil dari ibu-ibu di sekitar rumah saya,” kata dia.
BACA JUGA: OJK Minta Bank Jatim Modali UMKM
Pada tahun 2012 Elisa Cookies and Cakes pun telah mengurus izin produknya, kata dia, sejak saat itu saya mulai mempromosikan secara online maupun melalui outlet.
Cicilia mengungkapkan prosesnya tidak mudah, ia menunggu hingga lima bulan untuk produknya diterima oleh outlet.
“Sekarang suda ada di Sentra UKM milik Disperindag Kota Surabaya, yakni di Siola, Merr, Mayjend Sungkono, 212 Mart Jemursari, dan lainnya,” katanya dengan tersenyum.