Selasa, 17 September 2019 07:46 UTC
Seekor harimau. Foto: Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Sebanyak 61 dari 147 harimau yang diamankan dari Kuil Wat Pha Luang Ta Bua di Thailand, pada tahun 2016, kini telah mati. Masalah genetika yang berkaitan dengan kawin sedarah dituduh sebagai penyebab matinya harimau tersebut. Kuil di provinsi barat dari Kancanaburi itu sebelumnya, menarik gerombolan wisatawan untuk mengambil foto harimau dari jarak dekat.
Namun di tahun 2016, otoritas taman nasional setempat resmi melakukan operasi panjang untuk memindahkan harimau dengan dalih menghindari terjadinya manajemen yang salah dan klaim adanya eksploitasi terhadap satwa itu.
BACA JUGA: Jejak Diduga Macan Tutul Bikin Resah Warga Pacitan
Puluhan bangkai harimau anakan ditemukan di lemari pendingin, memunculkan klaim jika bangkai harimau dijual oleh kuil, rumor yang telah menarik ribuan wisatawan setiap tahun.
Bagian tubuh harimau bernilai fantastis di Cina dan Vietnam, di mana masyarakatnya memercayai jika bagian tubuh itu mengandung manfaat untuk pengobatan.
Harimau dewasa yang masih hidup kemudian dibawa ke dua stasiun penangkaran dekat Provinsi Ratchaburi, namun hanya 61 dari 147 yang selamat hingga saat ini, kata petugas resmi dari taman tersebut.
“Ini bisa dikaitkan dengan kawin sedarah” kata Pattarapol Maneeon, dari departemen taman nasional, kehidupan liar, dan konservasi tanaman. “Mereka memiliki masalah genetika yang berisiko pada sistem kekebalan tubuh”.
BACA JUGA: Polres Banyuwangi Gagalkan Pengiriman Satwa Dilindungi
Banyak harimau yang menderita lumpuh lidah, masalah pernafasan, dan kurang nafsu makan yang menyebabkan penyakit fatal lainnya.
“Sebagian besar harimau dalam kondisi stres akibat transportasi ketika di perjalanan dan perpindahan lokasi..kemudian masalah kesehatan mereka muncul,” kata Sunthorn Chaiwattana, petugas resmi taman nasional lainnya.
Kini kasus hukum melawan kuil sedang berlanjut.
Konservasionis juga mempertanyakan apakah petugas telah memberikan pengawasan pada satwa yang telah dipindahkan dengan memadai, dalam kandang yang kecil dan padat, dan menyebabkan penyakit mudah menular.
BACA JUGA: Dua Harimau Sumatra Dilepasliarkan ke Habitatnya
“Jujur, siapa yang sanggup membawa semua harimau itu dalam satu waktu sekaligus? Kata Edwein Wiek, pendiri Yayasan Wildlife Friends Foundation di Thailand.
Kondisi di penampungan itu “tidak baik untuk menampung harimau sebegitu banyaknya dan pembangunannya juga salah,” ia menambahkan.
Jutaan wisatawan mengunjungi Thailand setiap tahunnya, dan bisnis wisata satwa liar tumbuh sejalan dengan pertambahan jumlah pengunjung. Namun kritikus mengatakan jika uang yang masuk tidak diikuti dengan perbaikan kesejahteraan satwa di banyak pertunjukan.
Untuk harga tertentu, pengunjung bisa menunggang atau mandi dengan gajah, memegang monyet, berpose dengan harimau. Kelompok pembela hak satwa telah lama mengritik industri tersebut, yang sering mengikat binatang di kandang kecil dengan layanan kesehatan yang tak memadai, atau memaksa mereka untuk melakukan trik di depan wisatawan.
Sumber: Theguardian.com
