Logo

1 Suro, PSHT Tiadakan Tradisi Nyekar

Reporter:

Kamis, 28 July 2022 23:40 UTC

1 Suro, PSHT Tiadakan Tradisi Nyekar

KIRAB. Para pesilat dari 14 perguruan silat sedang mengikuti pawai yang menandai 'Kampung Pesilat' di Kabupaten Madiun,. Foto.Dok/Jatimnet

JATIMNET.COM, Madiun -  Pengurus Pusat perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) meniadakan tradisi nyekar ke makam sesepuh organisasi itu saat menjelang pergantian tahun baru Islam 1 Muharam 1444 Hijriah atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa.

Kebijakan ini seiring dengan larangan konvoi kendaraan roda dua pada momentum itu oleh jajaran Forkopimda Kota/Kabupaten Madiun. “Untuk tradisi nyekar akan ditiadakan mulai Juli hingga September. Kegiatan ini kembali diizinkan pada Oktober mendatang," kata Ketua Umum PSHT R.Murjoko Hadi Wiyono, Kamis, 28 Juli 2022.

BACA JUGA : 1 Suro, Pesilat di Madiun Dilarang Konvoi

Ditiadakannya tradisi nyekar diharapkan mampu memperkecil potensi bentrok antarpesilat. Apalagi, pada tahun ini PSHT genap berusia seabad. Adapun puncak acaranya akan jatuh pada 2 September mendatang. 

Sebagai gantinya, Murjoko menyatakan serangkaian acara seni-budaya akan digelar. Ini seperti reog, wayang, ludruk, dan ketoprak. “Kami harus berbicara internal dulu, karena itu kami mewadahi kegiatan dari saudara kami terutama budaya lokal dan daerah,” ujar Murjoko.

Penggantian sementara tradisi juga atas saran dari jajaran Forkopimda Kota/Kabupaten Madiun. Adapun tujuannya menjaga kondusifitas masyarakat. Terlebih dua daerah itu mempunyai slogan baru, yaitu Kota Pendekar untuk Kota Madiun dan Kampung Pesilat untuk Kabupaten Madiun.

“Madiun harus menjadi daerah aman. Ini harus kita tunjukkan pada masyarakat sehingga harapan kami trademark tersebut tidak hanya slogan namun menjadi kenyataan,” Murjoko menegaskan.

BACA JUGA : Pemkab Madiun Wacanakan Kampung Pesilat Jadi Wisata Budaya

Sementara itu, Wali Kota Madiun, Maidi menyatakan bahwa saat ini ketenangan, keamanan, dan ketertiban masyarakat harus diprioritaskan. Maka, tradisi Suro yang beriringan dengan se-abad PSHT diharapkan mampu memberi manfaat bagi masyarakat luas 

“Sudah tidak zamannya ndredeg (khawatir) Suro. Momen ini harus membawa kebahagiaan bagi semua warga,” ujar dia.