Logo

Umar, Tunadaksa Penata Tari Tradisional

Reporter:,Editor:

Selasa, 04 December 2018 13:47 UTC

Umar, Tunadaksa Penata Tari Tradisional

Umar, Mahasiswa Untag Surabaya sedang berpose diri. Menjadi penyandang disabilitas bukan halangan untuk meraih cita-cita. Foto dokumen pribadi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Keterbatasan fisik bukan halangan untuk meraih cita-cita. Umar (23), mahasiswa semester VIII Universitas 17 Agustus Surabaya terlahir sebagai tunadaksa.

Ukuran lengannya lebih pendek dibanding orang kebanyakan. Toh ia mampu membuktikan diri jadi penata tari. "Saya melatih tari kurang lebih satu tahun,” katanya pada Jatimnet.com, Senin 3 Desember 2018.

Umar tercatat menjadi koreografer pada Unit Kegiatan Mahasiswa di kampusnya. Ia melatih tari tradisional. “Saya suka seni tari sejak kecil,” ujar mahasiswa jurusan ilmu komunikasi itu.

Menari, kata warga Simolawang Surabaya itu, bukan sekadar olah dan eksplorasi tubuh tapi sekaligus upaya pelestarian budaya. Meski bentuk lengannya tak normal, ia mengaku tak banyak menemui kendala mengajarkan tarian.

BACA JUGA: Topi Pintar Untuk Tunanetra Dari Ponorogo

Mula-mula ia jelaskan konsep koreografi. Berikutnya, ia arahkan gerakan tubuh peserta didik sesuai konsep. “Setelah mereka menirukan gerakannya, saya tinggal membenarkan bagaimana seharusnya,” katanya menjelaskan urutan berlatih tari.

Umar pun selalu tampil dengan percaya diri. Menurut dia, kekurangan fisik bukan halangan bagi seseorang untuk mengembangkan diri.

Ia bercerita, sejak kecil sudah kenyang ejekan orang di sekitarnya. Mulai dikucilkan teman sebaya, digunjing buntung, hingga dicemooh karena kondisi fisiknya yang berbeda.

Meski menyakitkan, Umar menjadikan olokan itu sebagai motivasi untuk menjadikan dirinya lebih baik. Ibarat cambuk, ejekan itu melecut dirinya untuk berprestasi di berbagai bidang yang ia cita-citakan.

BACA JUGA: Agar Penyandang Disabilitas Tak Lagi Terdiskriminasi

Terbukti, ia pernah menyabet juara satu pidato bahasa Inggris dalam Best English Annual Tournament di kampusnya. Di lain waktu, namanya juga tercatat sebagai juara favorit lomba News Presenter Emtek Goes to Campus 2016.

Di kancah nasional, ia meraih juara dua mahasiswa berprestasi Kopertis Wilayah VII pada 2017, juara tiga Olymprday di Universitas Padjadjaran di Jatinangor.

Meski seabrek prestasi telah diraih, ia tak berhenti mengejar cita-citanya, public speaker dan presenter profesional. Untuk mengasah keterampilan itu, kini ia menjalani magang di bagian kehumasan kampus sebagai reporter.

Menurut dia, para penyandang disabilitas memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga lainnya. Maka, mereka tak perlu ragu memperlihatkan kemampuan dan sumbangsihnya pada lingkungan sekitar.