Logo

Ubaya Tutup Masa Orientasi Maba dengan Even Ubaya Heritage Carnival

Reporter:,Editor:

Sabtu, 17 August 2019 06:54 UTC

Ubaya Tutup Masa Orientasi Maba dengan Even Ubaya Heritage Carnival

FOREST. Salah satu peserta Ubaya Heritage Carnival menampilkan kostum buatan dari barang-barang bekas. Foto: Khoirotul Lathifiyah

JATIMNET.COM, Surabaya – Universitas Surabaya (Ubaya) memanfaatkan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke 74 Republik Indonesia sebagai penutup rangkaian acara Masa Orientasi Bersama (MOB) Mahasisa Baru periode 2019/2020.

Para mahasiswa baru ditantang untuk mengenali keberagaman dan kekayaaan alam bangsa Indonesia dengan tugas membuat kostum tematik daerah-daerah di Indonesia.

“Mahasiswa baru dibagi per kelompok berdasarkan tema yang sudah ditentukan panitia. Kostum yang dikenakan beragam dari berbagai nusantara,” kata Igam Wakil Koordinator Acara MOB 2019 Igam Arya Wada saat diwawancarai di Kampus Ubaya Tenggilis Surabaya, Sabtu 17 Agustus 2019.

BACA JUGA: 2.400 Mahasiswa Ubaya Bikin Wayang Punakawan dari Bambu

Menurutnya, kegiatan penutup ini dikemas melalui kegiatan Ubaya Heritage Carnival yang mengadopsi even Jember Fashion Carnival (JFC).

Beberapa tema kostum yang ditentukan meliputi defile Borneo, Borneo, Bali, Betawi, forest, dan undersea. “Kami berharap maba bisa bekerjasama dan berkreativitas membuat satu kustom sebagai ikon setiap kelompok,” kata Igam.

Harapannya, maba dapat memahami dan menghargai perbedaan serta kekayaan budaya dan alam bangsa Indonesia yang melimpah untuk dijaga.

Disamping itu, salah satu kelompok defile forest Charles Eduardo mengaku sangat tertantang dengan konsep yang diseleranggarakan Ubaya.

BACA JUGA: Mahasiswa Ubaya Ajak Milenial Tidak Golput dengan Doodle Art

“Saya capek, banyak aktivitas. Tapi bener-bener menantang dan mengasah skill dan membuat kostum seperti forest,” kata dia.

Ia mengaku membuat kostum yang menggambarkan banyaknya ruang hijau di Indonesia. Sehingga kostum yang dibuat didominasi oleh bentuk daun yang berwarna hijau.

Charles mengungkapkan pembuatan kostum ini memanfaatkan barang-barang bekas seperti sendok plastik yang dicat, pernak pernik yang tidak dipakai, kawat atau besi.

BACA JUGA: Mahasiswa Ubaya Ciptakan Miniatur Budaya Indonesia Melalui NEKA

“Kostum dengan ukuran kurang lebih empat meter ini memiliki berat 15 kilogram. Pembuatannya membutuhkan waktu seminggu lebih,” katanya.

Sayap dengan ukuran satu meter, kata dia, melambangkan kemegahan hutan Indonesia dan untuk menunjukkan keanggunan dan kealamian model perempuannya, ia membuat rok dengan panjang 1,5 meter.

“Semuanya kami bentuk daun dan kami rangkai menjadi sayap, baju, dan roknya,” kata pria asal Surabaya ini.