Logo

Tragedi Kanjuruhan, TGIPF : Gas Air Mata Penyebab Kematian Massal

Reporter:

Senin, 17 October 2022 23:00 UTC

Tragedi Kanjuruhan, TGIPF : Gas Air Mata Penyebab Kematian Massal

Mahfud MD

JATIMNET.COM, Surabaya – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah menyimpulkan tentang penyebab utama kematian massal pada insiden itu karena gas air mata. Hal itu berdasarkan hasil investigasi yang telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

 

“Kemudian yang mati dan cacat, serta sekarang kritis dipastikan itu karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya,” kata Ketua TGIPF Mahfud MD dalam keterangannya dikutip dari akun instagram resminya @mohmahfudmd, Selasa, 18 Oktober 2022.

 

Baca JugaPasca Tragedi Kanjuruhan, Polri Klaim Tidak Akan Gunakan Gas Air Mata

 

Fakta itu salah satunya diketahui dari rekaman 32 kamera pengintai atau CCTV yang diteliti oleh TGIPF. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam kumpulan video itu menunjukkan kejadian lebih mengerikan dibandingkan yang beredar di media sosial. Ini seperti upaya penyelamatan antarkorban, lalu berdesakan dan terinjak-injak di dalam stadion.

 

Lantas, Mahfud melanjutkan, kesimpulan TGIPF itu akan ditelaah oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Namun demikian, lembaga itu tidak akan merubah temuan fakta yang menyebabkan 132 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, Tragedi Kanjuruhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. Untuk menelisik secara keseluruhan kejadian itu, Presiden Jokowi membentuk TGIPF.

 

Baca Juga : Pemkab Malang Akan Renovasi Stadion Kanjuruhan dan Bangun Monumen   

 

Laporan TGIPF mengungkap sederet fakta soal penggunaan gas air mata yang dilarang oleh FIFA dalam tragedi yang memantik perhatian seluruh pihak. Berikut enam senjata gas air mata gas gun yang dibawa oleh personel pengamanan Satbrimob Polda Jaim seperti dikutip dari situs berita Tempo.Co.

  1. Flash Ball Verney Carbon Super Pro Kaliber 44 mm dengan amunisi gas air mata MU3-AR A
  2. Anti Riot Infinity Caliber 37/38 mm dengan amunisi gas air mata CS Smoke dan CS Powder
  3. Laras Licin Popor Kayu Kaliber 38 mm dengan amunisi gas air mata MU24-AR CS Powder
  4. Shoebil Kaliber 38 mm dengan amunisi gas air mata MU24-AR CS Powder
  5. Flashball Maxi Kaliber 44 mm dengan amunisi gas air mata MU53-AR
  6. Anti Riot AGL NARM Kaliber 38 mm dengan amunisi gas air mata Verney Ammo

Baca Juga Arema FC, Korban dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Jalani Trauma Healing

 

Semua gas gun ditembakkan oleh Brimob dan Sabhara (dalmas) pada saat pertandingan Arema melawan Persebaya. Namun yang ditemukan paling banyak ditembakan adalah gas gun tipe Anti Riot Infinity Caliber 37/38 mm. Jarak tembak gas gun antara 20 sampai dengan 50 meter.