Rabu, 12 October 2022 01:00 UTC
Stadion Kanjuruhan pasca tragedi yang mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia dan luka-luka. Foto. Suara.Com
JATIMNET.COM, Surabaya – Tragedi Kanjuruhan berdampak pada kondisi psikologis sejumlah pihak. Oleh karena itu, program pemulihan trauma atau trauma healing akan dijalankan. Salah satu yang menjadi sasaran dari program itu adalah pemain, staf pelatih, dan offisial Arema FC.
Pelatih klub sepak bola itu, Javier Roca mengatakan langkah itu sebagai upaya meredakan luka batin yang dialami timnya seusai tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. “Ya, ada (trauma healing). Minggu ini tim sudah mulai ada sesi bersama psikolog. Ada sesi yang individual dan grup,” kata Javier dikutip dari laman resmi PT Liga Indonesia Baru, Rabu, 12 Oktober 2022.
Baca Juga : Menko PMK Muhadjir Effendy Rencanakan Bantuan Sosial Bagi Korban Tragedi Kanjuruhan
Trauma healing dibutuhkan karena pemain, pelatih, dan official Arema FC melihat langsung tragedi yang terjadi setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu. Maka, sesi pemulihan trauma itu sangat penting agar tim bisa bangkit dan kembali bekerja sebagai tim dalam menyongsong sisa kompetisi yang akan digelar kembali.
“Ini penting supaya kami bisa kembali lebih fokus untuk beraktivitas secara normal. Tapi, saya tahu bahwa kita selamanya tetap punya luka di hati. Yang paling penting, kita harus sadar untuk terus hidup dengan luka ini,” tuturnya.
Program trauma healing juga akan menyasar korban dan keluarganya. Langkah ini seperti dilakukan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang. Ketua Ormas Islam setempat KH Hamim Kholili menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim trauma healing.
“Tim trauma healing ini terdiri dari Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Malang. Tim ini akan bekerja dan bersinergi dengan tim yang dibentuk oleh Pemkab Malang,” kata Hamim dikutip dari laman NU Online.
Baca Juga : KOWANI Sampaikan Keprihatinan Jatuhnya Korban Jiwa Perempuan dan Anak dalam Tragedi Kanjuruhan
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi Gerakan Trauma Support Mobility yang melakukan kegiatan trauma healing untuk korban dan terkena dampak psikologis akibat Tragedi Kanjuruhan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada organisasi dan Himpunan Psikologi Indonesia yang ada di Malang dan telah melakukan respons cepat terhadap peristiwa Tragedi Kanjuruhan, terutama dari aspek psikologis trauma healing,” ujar Muhadjir dikutip dari laman resmi Kemenko PMK.
Menurut dia, kegiatan trauma healing bagi korban tragedi Kanjuruhan sangat penting. Maka, ia meminta gerakan yang diinisiasi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunan Anak Kota Malang dapat dilakukan lebih rapi, luas dan melibatkan lebih banyak pihak.
