Logo

Pasca Tragedi Kanjuruhan, Polri Klaim Tidak Akan Gunakan Gas Air Mata

Dalam pengamanan pertandingan sepak bola
Reporter:

Minggu, 16 October 2022 23:40 UTC

Pasca Tragedi Kanjuruhan, Polri Klaim Tidak Akan Gunakan Gas Air Mata

Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 Foto. Suara.Com/Istimewa

JATIMNET.COM, Jakarta – Kepolisian RI memastikan tidak akan menggunakan gas air mata untuk mengamankan pertandingan sepak bola pascaterjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. Keputusan itu menjadi bagian perbaikan regulasi keselamatan dan keamanan pertandingan.

“Ke depan, untuk pengamanan pertandingan, kami akan mengedepankan steward. Untuk gas air mata, peralatan pengendali massa dan yang dapat memprovokasi massa di stadion tidak akan digunakan kembali,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo seperti dikutip dari situs berita Antara, Senin, 17 Oktober 2022.

Baca Juga : Bertambah Satu, Korban Meninggal Akibat Tragedi Kanjuruhan Menjadi 132 Orang

Perbaikan keamanan itu mengacu pada regulasi keselamatan yang telah ditetapkan oleh FIFA. “Lembaga Polri sudah membuat suatu regulasi bagaimana keselamatan dan keamanan menjadi hal yang paling mutlak dalam pengamanan setiap pertandingan,” ujar dia.

Oleh karena itu, pihak kepolisian juga akan mengatur regulasi keamanan pertandingan mulai level terbawah, yakni desa hingga internasional. “Semua standar pengamanannya sama,” ucap Dedi.

Sementara itu, penggunaan gas air mata yang berlebihan memang menjadi tengah menjadi sorotan publik. Hal ini turut sejalan dengan temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga : Arema FC, Korban dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Jalani Trauma Healing

Ketua TGIPF Mahfud MD menyebut bahwa pihaknya mendapati gas air mata menjadi faktor utama kematian massal dalam Tragedi Kanjuruhan. Temuan itu menguatkan temuan Komnas HAM setelah melakukan penyelidikan mendalam.