Rabu, 02 December 2020 03:40 UTC
SUARAKAN. Perwakilan dari berbagai elemen bertemu menyuarakan komitmen, untuk menangkal gerakan radikalisme dan separatisme. Foto: istimewa.
JATIMNET.COM, Surabaya - Puluhan perwakilan mahasiswa dan pemuda mengadakan aksi bertema Sinergi Anak Negeri Se-Malang Raya, Senin 30 November 2020. Berbagai elemen seperti kelompok Cipayung, Ansor, Aremania dan Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI/Polri (GM FKPPI) ikut bergabung dalam aksi tersebut.
Mereka para perwakilan dari berbagai elemen itu menyuarakan komitmen, untuk menangkal gerakan radikalisme dan separatisme yang mengancam persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun ada yang menarik dari aksi ini. Yakni ketika salah seorang perwakilan mahasiswa asal Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Musa Nehemia Kurube membacakan pernyataan kebangsaan berjudul Papua Anak Kandung Ibu Pertiwi.
Pada salah satu baitnya terucap pertanyaan, bolehkah kami menjadi Presiden Indonesia? Sontak bait tersebut mendapatkan perhatian dari beberapa elemen anak bangsa lainnya. Seperti Kelompok Cipayung, Banser, GP Ansor, Pemuda Pancasila, GM FKPPI serta Aremania dan Duta Pancasila.
BACA JUGA: Panglima TNI dan Kapolri Ngaji Kebangsaan di Nurul Jadid
Mereka menyambut riuh tepuk tangan. Tanda dukungan kepada keinginan saudara-saudara mereka di Papua. "Kami tak akan lelah merawat Indonesia
Kami anak kandung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jiwa dan raga kami ingin kami darma baktikan untuk Indonesia," petikan pernyataan perwakilan mahasiswa Papua, Musa.
"Bolehkah kami menjadi Presiden Indonesia? Bolehkah kita menjadi anggota parlemen? Bolehkah kami menjadi kepala daerah? Bolehkah kami menjadi wali kota atau Bupati Malang?" isi bait lainnya.
Disela aksi, Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim, Agoes Soerjanto memberi dukungannya atas keinginan anak-anak muda Papua tersebut. Menurutnya, seluruh pemuda Papua harus terus berkarya, bekerja dan berprestasi tidak hanya untuk di daerah asalnya di Papua.
"Kita mengajak kepada seluruh jajaran pemerintah daerah untuk membuka tangan, menerima tenaga-tenaga terampil adik-adik kita dari Papua," ujar Agoes dalam siaran persnya, Senin.
"Mereka seperti di Malang juga kuliah, nilai dan kemampuannya bagus, mungkin bisa dijadikan tenaga pengajar, guru, atau PNS," imbuhnya.
Agoes berharap para mahasiswa Papua ini diberi kesempatan menunjukkan kemampuannya, baik di sektor pegawai pemerintahan maupun swasta. Ia yakin bisa menjawab semua tantangan. "Tidak harus mereka kembali ke Papua, tapi bekerja di manapun di bumi NKRI,” tandasnya.
Berikut petikan pernyataan yang dibacakan Musa:
Sinergi Anak Negeri
Papua Anak Kandung Ibu Pertiwi
Kami anak-anak negeri yang lahir dan dibesarkan di Bumi Pertiwi
Sejak ada, kami hanya kenal bendera kami hanya satu yakni Merah Putih
Kami bangga dibesarkan dengan indahnya Bhinneka Tunggal Ika
Meski sadar kami berbeda-beda, tapi tetap satu jua, Indonesia
Kami tak akan lelah merawat Indonesia
Kami anak kandung Negara Kesatuan Republik Indonesia
Jiwa dan raga kami ingin kami darma baktikan untuk Indonesia
Bolehkah kami menjadi Presiden Indonesia?
Bolehkah kita menjadi anggota parlemen?
Bolehkah kami menjadi kepala daerah?
Bolehkah kami menjadi wali kota atau Bupati Malang?
Terimalah kami sebagai anak sedarah NKRI
Bekerja, berkarya dan berprestasi
Tidak hanya untuk Papua
Tapi di pelosok manapun Indonesia
Kami siap mengabdi, siap berbakti
Kami Papua, tidak ke mana-mana tapi ada di mana-mana
Karena Indonesia adalah kita
Jaya Papua, Jaya Indonesia
