Logo

Seribuan Hektare Sawah di Ponorogo Kekeringan, Pemda Tawarkan Asuransi

Pemda juga ingatkan tanam vaeritas yang tahan cuaca ekstrem.
Reporter:,Editor:

Selasa, 08 October 2019 05:16 UTC

Seribuan Hektare Sawah di Ponorogo Kekeringan, Pemda Tawarkan Asuransi

Lahan persawahan di Kampung Made, Surabaya. Foto: Dok

JATIMNET.COM, Ponorogo – Musim kemarau yang panjang dan datang lebih awal membuat  672 hektare lahan pertanian di Ponorogo mengalami puso. Dinas Pertanian dan Perikanan Ponorogo menyarankan agar petani mulai mengikuti asuransi serta mengganti varietas tanam yang tahan dengan kemarau.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Ponorogo Andi Susetyo mengatakan jika saat ini ada beberapa lahan pertanian di sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan. Dua wilayah yang paling luas terdampak kekeringan yakni di Kecamatan Pulung dengan luas 346 hektare dan Kecamatan Jenangan seluas 323 hektare.

“Untuk mengatasi gagal panen karena puso sebenarnya petani yang ikut asuransi bisa melakukan klaim pada asuransi Usaha Tanaman Padi (UTP),” kata Andi, Selasa 8 Oktober 2019.

BACA JUGA: Gagal Panen, Petani di Lamongan Terima Asuransi

Andi menjelaskan jika petani yang mengalami puso lebih dari 75 persen maka boleh mengajukan klaim sehingga dapat mengurangi angka kerugian atau pun biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh petani.

Meskipun ada beberapa petani yang belum ikut asuransi, sebagian petani saat ini telah ikut asuransi UTP.

“Untuk satu hektare lahan bisa klaim sekitar Rp 6 juta tapi harus diverifikasi dan dilihat kondisi di lapangan,” jelasnya.

BACA JUGA: Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Dawarblandong Rusak Diserang Hama Tikus

Andi menuturkan sebenarnya untuk mengatasi puso pihak desa bisa saja memanfaatkan dana desa untuk membuat jalur-jalur pompanisasi. Dengan cara seperti ini sumur pompa bisa dikelola oleh bumdes sehingga bisa menambah pemasukan bagi desa.

“Solusi lainnya adalah mengganti varietas padi dengan varietas yang tahan dengan cuaca ekstrem seperti halnya impari 42, impago, siubagendit, dan masih banyak lagi,” tuturnya.

Selain itu, ia juga merekomendasikan agar petani mengubah pola tanam saat musim kemarau. “Perubahan pola tanam juga diperlukan, seperti padi diganti palawija yang kebutuhan airnya lebih sedikit,” pungkasnya.

BACA JUGA: Pemprov Jatim Butuh Cold Storage untuk Antisipasi Kenaikan Harga Cabai

Data yang dihimpun Jatimnet.com dari Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), total luas sawah di Ponorogo mencapai 34.801 hektare dengan lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan puso seluas 1.671 hektare.

Dari 1.671 hektare lahan yang mengalami kekeringan, 672 hektare di antaranya mengalami puso, kekeringan dengan kategori ringan seluas 390 hektare, kategori sedang seluas 308 hektare, dan berat seluas 260 hektare.