Minggu, 21 December 2025 07:00 UTC

Buku #Reset Indonesia karya Dandhy Laksono, Farid Gaban, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu yang menuai kontroversi. Bedah buku di Kabupaten dibubarkan aparat. Foto: Facebook Farid Gaban
JATIMNET.COM, Madiun – Tim penulis buku “Reset Indonesia: Gagasan Tentang Indonesia Baru” mendapat teror saat berada di Kabupaten Madiun, Minggu dini hari, 21 Desember 2025.
Telur mendarat di kaca depan mobil pengangkut empat tim penulis, yakni Dandhy Laksono, Farid Gaban, Yusuf Priambodo, dan Benaya Ryamizard Harobu.
Peristiwa pelemparan telur itu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, mobil pengangkut penulis buku sedang parkir di tepi Jalan Desa Gunungsari, Kecamatan/Kabupaten Madiun. Meski terparkir, sopir tetap berada di dalam mobil untuk istirahat.
Tiba-tiba, dua unit sepeda motor yang dinaiki empat orang tak dikenal mendekat dan langsung melemparkan telur ke arah mobil.
Sopir yang tengah berada dalam mobil sembari memainkan smartphone-nya mendadak kaget. Hingga akhirnya, beberapa orang mendatangi lokasi kejadian. Tim penulis buku yang berada di rumah warga digunakan menginap juga bergegas ke luar guna melakukan.
BACA: Dibubarkan Aparat, Bedah Buku “Reset Indonesia” Batal Digelar di Madiun
Dampak pelemparan telur ke mobil itu direkam dalam bentuk video. Lalu, diunggah di media sosial hingga viral.
“Tempat penginapan kami tidak jauh dari Pasar Pundensari (Desa Gunungsari, Kecamatan/Kabupaten Madiun), lokasi (yang sebelumnya akan digunakan) bedah buku,” kata Benaya, salah seorang penulis buku “Reset Indonesia” saat dihubungi Jatimnet.com.
Namun sayang, acara bedah buku itu gagal dilangsungkan di Pasar Pundensari. Aparat dan pejabat pemerintahan membubarkannya dengan alasan penyelenggaraan acara tersebut tidak berizin. “Padahal, panitia sudah memberikan surat pemberitahuan kepada Polsek Madiun,” kata Ketua Panitia Diskusi Buku “Reset Indonesia” Gizzatara.
Saat pembubaran berlangsung, puluhan peserta dan tim penulis buku “Reset Indonesia” telah hadir di lokasi kegiatan. Menyikapi pembubaran tersebut, Benaya sempat melakukan mediasi dengan aparat. Karena situasi tidak memungkinkan, para peserta, panitia, dan tim penulis buku akhirnya memilih membubarkan diri.
Beberapa peserta yang baru tiba di lokasi yang diminta “balik kanan” juga meninggalkan Pasar Pundensari.
“Tapi, bedah buku tetap kami langsungkan di lokasi lain, yakni MuCoffee yang berada di Kota Madiun dengan jumlah peserta sekitar 30 orang,” ujar Benaya sembari menyebut estimasi peserta di Pasar Pundensari, Gunungsari, Kecamatan/Kabupaten Madiun sekitar 100 orang.
BACA: Keserakahan Pemodal Rusak Aset Negara dan Masyarakat
Ketika bedah buku rampung sekitar pukul 00.00 WIB, kru dan para penulis kembali ke penginapan di Desa Gunungsari. Selang beberapa saat kemudian, insiden pelemparan telur terjadi yang disinyalir dampak unggahan video pembubaran rencana bedah buku di media sosial.
“Banyak sekali komentar yang memberikan dukungan kepada kami. Semakin dilarang, semakin banyak yang ingin tahu dan meminta kami mengisi bedah buku di beberapa kota lain,” jelas Benaya.
Terkait dengan pembubaran rencana bedah buku di Pasar Pundensari dan teror pelemparan telur ke mobil, Benaya mengecam tindakan tersebut.
“Insiden ini menunjukkan matinya demokrasi. Dan kejadian ini baru pertama terjadi, meski kami sudah menggelar bedah buku di kota-kota lain,” ungkap penulis Gen Z Buku Reset Indonesia.
Dandhy Laksono menambahkan, Madiun merupakan lokasi ke-47 diselenggarakannya bedah buku “Reset Indonesia” di Pulau Jawa sejak 24 Oktober 2025.
“Ini peristiwa pembubaran pertama. Bahkan, Minggu, 21 Desember 2025, acara serupa akan digelar di Trenggalek dan dihadiri bupati,” tulis Dandhy dalam akun X pribadinya.
