Jumat, 29 May 2020 00:00 UTC
Direktur Utama (Dirut) RSUD dr. Soetomo, dr Joni Wahyuhadi. Foto: Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Surabaya 'tumbang' dalam penanganan pasien Covid-19. Pasalnya rumah sakit tersebut untuk saat ini tidak menerima pasien Covid-19, karena diduga sudah kewalahan menerima pasien dengan virus SARS CoV-2
Begitu juga dengan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo, kondisinya sekarang sudah mulai khawatir, persoalannya sama dengan RS Unair. Namun, Direktur Utama (Dirut) RSUD dr. Soetomo, dr Joni Wahyuhadi enggan menjelaskan secara rinci mengenai lonjakan pasien.
Tapi, dari data yang ditunjukkannya, dari kapasitas 153 tempat tidur, sudah terisi 130 lebih pasien Covid-19. Meski begitu, rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu terus menyiapkan tambahan kapasita tempat tidur agar tidak kelebihan kapasitas.
Rata-rata per dua hari pihaknya menyediakan dua puluh tempat tidur baru untuk merawat pasien Covid-19. Total saat ini RSUD Dr Soetomo memiliki 153 kapasitas tempat tidur.
BACA JUGA: Pasien Covid-19 Surabaya Tertinggi se Indonesia
"Kita lihat, karena RSUD Dr Soetomo dengan RS Unair seperti mata uang. Kalau RS Unair sementara internal cleaning pasti larinya ke RSUD Dr Soetomo. Kita lihat di dua hari terakhir naiknya pasien luar biasa di RSUD Dr Soetomo," kata dr Joni Wahyuhadi, Kamis 28 Mei 2020 malam
Meski demikian, Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim itu mengaku bersyukur rumah sakit darurat yang telah dikerjakan dalam sebulan terakhir ini mulai bisa menampung pasien. Setidaknya itu memberikan harapan cerah.
Pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang bisa dirawat di rumah sakit darurat, untuk pasien sedang hingga berat di rujuk ke RSUD Dr Soetomo. Karena itu ia mengajak semua pihak sama-sama turut andil menghentikan penyebarannya.
Dirinya pun berharap, lonjakan pasien Covid-19 bisa segera berhenti. "Ini memberikan pesan pada kita semua bahwa Covid-19 tidak main-main," ujar dr Joni panggilan akrabnya.
BACA JUGA: Rasio Penularan Covid-19 di Surabaya Tinggi, Bisa Seperti Wuhan
Ia khawatir bila laju pasien Covid-19 tidak terhenti, banyak tenaga kesehatan kewalahan menangani. Sejauh ini data Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim menyebut setidaknya ada 153 tenaga kesehatan di Jawa Timur yang sudah terjangkit virus SARS CoV-2.
"Secara teoristik pandemi virus gampang nyentopnya. Karena bisa sembuh sendiri. Sektornya dihentikan. Sektornya itu pembawanya. Lah celakanya untuk Covid-19 itu pembawanya manusia," ia menerangkan.
Salah satu cara menghentikan menurut kacamata kesehatan selain penerapan pola hidup sehat adalah memisahkan yang sehat dan sakit. "Namanya isolasi. Berdampak memang karena manusia tidak bisa diisolasi, karena makhluk sosial," katanya.