JATIMNET.COM, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya tidak menampik, ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit Surabaya overload atau kelebihan kapasitas. Jumlah bed di ruang isolasi juga terbatas. Apalagi, pasien ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan) maupun confirm Covid-19, harus dirawat di ruangan khusus untuk mencegah terjadinya penularan.

Pemkot Surabaya melalui Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser mengatakan, jumlah pasien yang masuk rumah sakit (MRS) terkait kasus Covid-19 di Surabaya sekitar 798 orang. Sedangkan jumlah bed di seluruh ruang isolasi di rumah sakit Surabaya berjumlah 403 unit.

"Karena ruang isolasi itu tak hanya digunakan untuk merawat pasien confirm Covid-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus ke dalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadi kelebihan overload 395,” kata Fikser di Balai Kota Surabaya, Senin 4 Mei 2020.

BACA JUGA: Rumah Sakit Overload Pasien Covid-19

Fikser memastikan, pihaknya tetap berupaya maksimal untuk menambah jumlah bed di ruang isolasi pada rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bahkan, rumah sakit milik swasta juga sedang melakukan hal yang sama dengan rencana penambahan bed.

“RSUD dr. Soewandhie dan RSUD BDH (Bhakti Dharma Husada) masih dalam proses renovasi pengembangan, begitu juga di rumah sakit (swasta) yang lain,” katanya.

Untuk RSUD dr. Soewandhie, saat ini jumlah bed di ruang isolasi sekitar 22 unit. Rencananya, jumlah bed di ruang isolasi rumah sakit ini ditambah 20 buah. Sehingga ke depan totalnya berjumlah 42 buah.

BACA JUGA: Rumah Sakit Surabaya Overload Pasien Covid-19

“Sedangkan di RSUD BDH Surabaya, kapasitas bed di ruang isolasi ada 20 buah. Rencana kita tambah 30 buah, jadi nanti jumlahnya sekitar 50 buah,” ia mengungkapkan.

Menurut Fikser, karena Covid-19 merupakan virus yang tergolong berbahaya, makanya pasien harus ditempatkan di ruang isolasi khusus. Hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan (nakes) dari penularan virus tersebut. Selain mereka juga harus melindungi diri dengan menggunakan APD (alat pelindung diri).

“Karena jika pasien tidak ditaruh di ruang isolasi bisa berbahaya, kasihan juga nakesnya. Karena mereka bisa merawat di situ berjam-jam,” ia menuturkan.

Apalagi, sekarang ini tidak hanya rumah sakit rujukan di Surabaya yang melakukan perawatan kasus Covid-19. Semua rumah sakit yang memiliki ruang isolasi juga melakukan perawatan Covid-19, baik itu confirm, ODP maupun PDP. Setidaknya ada 54 rumah sakit di Surabaya yang melakukan perawatan Covid-19.

BACA JUGA: Rumah Sakit Rujukan Sidoarjo dan Gresik Ikut Overload Pasien Covid-19

“Karena semua rumah sakit sekarang tidak bisa lagi tidak merawat, karena memang sudah tidak cukup (kapasitasnya). Karena persyaratannya itu harus punya ruang isolasi,” ia menandaskan.

Tak hanya melakukan pengembangan kapasitas di ruang isolasi rumah sakit milik Pemkot Surabaya, Fikser mengaku bahwa pihaknya juga menyediakan fasilitas kamar hotel bagi ODP dan OTG (orang tanpa gejala) yang tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

“Jadi kita sudah siapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36 orang yang masuk (isolasi) ke hotel,” ia memungkasi.

RS Unair &#39;Tumbang&#39; Tangani Covid-19, RSUD Soetomo Mulai Khawatir

Rumah Sakit di Surabaya Overload Pasien Covid-19, Ini Jawaban Pemkot

RS Unair 'Tumbang' Tangani Covid-19, RSUD Soetomo Mulai Khawatir