Minggu, 21 July 2019 12:45 UTC
BUDAYA JAWA. Peserta Cross Culture dari Jawa Barat menampilkan pakaian adat setempat. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ingin kegiatan cross culture atau Seni Lintas Budaya 2019 sebagai ajang pembelajaran warga Kota Surabaya sebelum memasuki era pasar bebas 2010.
“Harapan saya itu, anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas,” kata Risma saat jumpa pers, Minggu 21 Juli 2019.
Ia menjelaskan, sikap one work nation atau bangsa yang bersatu ini harus benar-benar tertanam dan diaplikasikan di setiap individu. “Ini adalah suatu tantangan, kesempatan, dan peluang untuk bisa hidup di belahan dunia,” katanya.
BACA JUGA: Seluruh Peserta Puji Pelaksanaan Cross Culture 2019
Risma juga mengungkapkan, dari kegiatan ini masyarakat akan memperoleh edukasi kebudayaan lintas daerah, bahkan negara. Menurutnya, nilai pendidikan yang ditanamakan pada warga Kota Surabaya itu merupakan hal yang paling penting.
"Ini salah satunya masuk ke pendidikan. Kami selalu berupaya dan meningkatkan kesiapan acara ini dari tahun ke tahun agar terus lebih baik lagi,” kata dia.
Risma menilai acara cross culture ini mampu menaikkan sektor ekonomi secara langsung. Hal tersebut dapat dirasakan dari hotel, tempat wisata, kuliner, yang penuh di tiap harinya selama seminggu ini.
“Ini adalah bukti bahwa Surabaya sudah menjadi kota wisata di Indonesia,” paparnya.
BACA JUGA: Warga Surabaya Berjubel Saksikan Lintas Budaya di Jalan Tunjungan
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan akan terus berupaya untuk mengembangkan kegiatan tersebut. Ia juga berharap agar perhelatan kegiatan ini bisa lebih meriah di tahun-tahun mendatang.
“Konsepnya terus kami kembangkan. Nanti bisa dibuat semacam flow jalan, setelah itu baru pesertanya bisa menari,” imbuhnya.
Acara tahunan ini mendapat apresiasi dari Presiden Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF) Indonesia, Said Rachmad. Ia mengaku memperoleh banyak respons positif saat mengundang teman-temannya untuk mengikuti Festival Cross Culture di Surabaya ini. Bahkan festival ini pun sudah cukup dikenal di luar negeri.
BACA JUGA: Disbudpar Akan Beri Nuansa Baru di Cross Culture
“Sebenarnya banyak sekali yang mau ikut tergabung. Festival Cross Culture 2019 ini sudah sangat dikenal di luar negeri. Apalagi Kota Surabaya yang sekarang banyak sekali dipuji-puji kebersihannya oleh orang luar,” kata Said.
Senada dengan Said, Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Solok, Ratnawati juga kagum melihat Kota Surabaya. Kunjungannya yang pertama kali ini, membulatkan tekad bahwa setelah ini ia bersama jajarannya akan berkunjung kembali untuk berbagai informasi dengan Wali Kota Risma.
“Kami punya keinginan untuk kembali dalam rangka melaksanakan sharing informasi penambahan wawasan untuk kami aplikasikan terkait manajemen, pelaksanaan pemerintahannya. Itu yang kami lakukan nanti di tahun 2020,” kata Ratnawati.
BACA JUGA: Benteng Kedung Cowek Akan Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
Menurutnya, selama ini apa yang diceritakan orang tentang Kota Surabaya ternyata benar. Mulai dari kebersihan, hingga pedestrian yang ramah pejalan kaki, memang patut diapresiasi. Apalagi, dengan sosok kepemimpinan Wali Kota Risma yang dinilai tegas dan bijaksana.
“Bahkan bicara soal kebersihan. Sangat jarang wali kota seperti itu yang mau turun ke jalan dan ikut menyapu. Mulai dari kami turun dari bandara hingga hotel dan sampai di sini (Surabaya) itu bersih sekali,” pungkasnya.