Logo

Prihatin Peretesan, 3 Mahasiswa ITS ini Kembangkan Aplikasi Terintigrasi Dengan Blockchain

Reporter:

Selasa, 24 January 2023 00:00 UTC

Prihatin Peretesan, 3 Mahasiswa ITS ini Kembangkan Aplikasi Terintigrasi Dengan Blockchain

Ilustrasi peretasan. Foto.Pixabay.Com

JATIMNET.COM, Surabaya  – Bermula dari keprihatian karena merebaknya peretasan atau pencurian data digital, tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Informatika ITS mengembangkan aplikasi penyimpanan berkas secara digital.

Pengembangan aplikasi yang dilakukan Ivan Muhammad Nizar, Pramudya Tiandana Wisnu Gautama, dan Muhammad Iqbal Abdi dengan mengintegrasikan blockchain bernama Countract.

Pengembangan itu nyaris serupa dengan Geogle Drive. “Meskipun serupa, namun aplikasi kami menggunakan teknologi blockchain untuk keamanan,” kata Ivan Muhammad Nizar, ketua tim pengembangan aplikasi ini seperti dikutip dari laman resmi ITS, Selasa, 24 Januari 2023.

Baca Juga : Situs KPU Jember Diretas, Muncul Poster Omnibus Law dan Sindiran pada DPR

Blockchain merupakan sebuah data informasi yang di dalamya saling berhubungan satu dengan yang lain dan berbasis internet.

Kelebihannya memiliki pengamanan yang salin berkaitan satu sama lain, layaknya rantai (chain) yang didukung sistem dari blockchain lebih lengkap.

Hal ini didukung oleh sistem dari blockchain sendiri yang cukup kompleks. “Hal ini menjadi alasan kami mengintegrasikan blockchain pada aplikasi penyimpanan ini,” ujar Ivan.

Baca Juga : Sempat Pulang, Tersangka Hacker Bjorka Dibawa Lagi ke Mabes Polri

Blockchain sudah banyak di negara lain. Salah satunya untuk aset digital bitcoin. Layaknya emas digital yang bisa dipindah ke mana dan kapan saja hanya dalam hitungan detik. Penyimpanannya dan keamanannya mudah dan terjamin dan gratis

Kelebihannya memiliki pengamanan yang salin berkaitan satu sama lain, layaknya rantai (chain) yang didukung sistem dari blockchain lebih lengkap.

Hal ini didukung oleh sistem dari blockchain sendiri yang cukup kompleks. “Hal ini menjadi alasan kami mengintegrasikan blockchain pada aplikasi penyimpanan ini,” ujar Ivan.

Baca Juga : Akademisi HAM Kecam Peretasan Akun Medsos, Situs Lembaga, dan Media Kritis

Ivan lantas menjelaskan cara kerja dari aplikasi Countract ini. Pertama, pengguna menyimpan berkas yang ingin disimpan dan mendapatkan kode unik.

Pass code itu digunakan untuk membuka berkas yang disimpan. “Apabila lupa kodenya, berkas masih

bisa dibuka asalkan menggunakan perangkat yang sama ketika awal mendaftar,” kata pemuda asal Trenggalek itu.

Baca Juga : Tolak Revisi UU KPK, Akun Whatsapp Akademisi UGM Diserang Peretas

Oleh karena itu, Ivan menyatakan apabila ada pihak yang ingin meretas blockchain, maka orang yang bersangkutan harus mengubah keseluruhan kode.

Blockchain juga menggunakan banyak server untuk mengamankan data pengguna. Dengan kedua sistem tersebut, akan memudahkan dalam mendeteksi peretasan. “Hal ini menjadi alasan kami mengintegrasikan blockchain pada aplikasi penyimpanan ini,” ungkapnya.