Logo

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas yang Melanda Sejumlah Wilayah

Reporter:

Rabu, 15 October 2025 23:00 UTC

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas yang Melanda Sejumlah Wilayah

Ilustrasi. [pixabay]

JATIMNET.COM– Cuaca panas yang tengah melanda sejumlah wilayah Indonesia diprediksi bakal berlangsung hingga akhir Oktober atau awal Oktober 2025.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa cuaca panas dengan suhu maksimum 37,6°C ini merupakan dampak dari kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsum Australia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa saat cuaca panas berlangsung, posisi gerak semu matahari berada di selatan ekuator.

Menurutnya, kondisi ini juga faktor dari penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto dikutip Jatimnet.com dari laman resmi BMKG, Kamis, 15 Oktober 2025.

BACA: BPBD Jombang Imbau Masyarakat Waspadai Anomali Cuaca Akhir Pekan

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan cuaca panas dengan suhu di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia.

Wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Kemudian, suhu sedikit menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025.

Lebih lanjut, suhu kembali meningkat pada 14 Oktober 2025, berkisar antara 34–37°C. Beberapa wilayah seperti Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan suhu maksimum 35–37°C.

BACA: BMKG Pantau Enam Titik Panas di Banyuwangi, Warga Diimbau Waspada Karhutla

Wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) juga menunjukkan peningkatan suhu hingga 37,6°C. “Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” jelas Andri.

Di samping cuaca panas yang persisten dan dominan, BMKG memrediksi potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari.

Fenomena itu berlangsung di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Karena kondisi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan.

Selain itu, menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, khususnya pada siang hari.