Rabu, 14 May 2025 01:00 UTC
Sebanyak 275 siswa SMA/SMK sedang mengikuti program Pendidikan Karakter Pancawaluya. Foto: Instagram.com/kaksetosahabatanak
JATIMNET.COM – Program Pendidikan Karakter Pancawaluya yang tengah dijalankan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengundang reaksi dari sejumlah pihak. Apalagi, sebanyak 274 siswa SMA/SMK mengikuti program itu di barak militer.
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu menyatakan inovasi tersebut perlu dikawal bersama.
Terutama dalam kerangka perlindungan anak secara menyeluruh dan pemenuhan hak anak. “Kebijakan ini harus kita kawal bersama-sama dan menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam upaya memberikan perlindungan pada anak,” katanya dikutip jatimnet.com dari laman resmi Kemen PPPA, Rabu, 14 Mei 2025.
BACA: Begini Pengakuan Anak Korban Persetubuhan di Mojokerto Kepada Ayahnya
Menurutnya, perlindungan pada anak itu meliputi terpenuhinya hak sipil, hak pengasuhan, hak pendidikan dan pemanfaatan waktu luang, hingga hak kesehatan dan kesejahteraannya.
Pribudiarta mengajak semua pihak, mulai dari negara, orang tua, dan yang lainnya harus memastikan hak-hak terpenuhinya hak anak tersebut.
Dalam pengawasannya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turun langsung ke lokasi pelaksanaan Program Pendidikan Karakter Pancawaluya
KPAI menekankan pentingnya penyelenggaraan program pendidikan karakter yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dan bebas dari praktik diskriminatif maupun kekerasan.
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menyampaikan bahwa pendekatan pendidikan karakter perlu dirancang dengan mempertimbangkan aspek psikologis dan sosiologis anak.
“Upaya memperkuat karakter anak adalah tujuan yang sangat baik, namun pendekatannya harus mengutamakan prinsip perlindungan anak,” katanya dikutip dari laman resmi KPAI.
BACA: Setubuhi Anak di Bawah Umur, Pria yang Dikenal Sebagai Dukun Masuk Bui
Jasra menekankan bahwa program pendidikan karakter akan jauh lebih efektif jika dijalankan dalam ekosistem perlindungan anak yang kuat, termasuk keterlibatan aktif orang tua, sekolah, dan lingkungan sosial.
“Evaluasi program menjadi penting, agar upaya yang dilakukan tidak berhenti di penegakan disiplin, tetapi berlanjut pada penguatan kapasitas keluarga dan lingkungan anak. Kita butuh sinergi,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter Pancawaluya ini, pihak Pemprov Jabar bekerja sama dengan Kodam III/Siliwangi.
Pendidikan Karakter Pancawaluya ini ditujukan bagi siswa yang perlu penanganan khusus untuk membangun fondasi moral yang kuat melalui pembiasaan, kedisplinan, tanggung jawab, kepemimpinan, kesemaptaan, dan bela negara.
"Ada 274 yang saat ini tengah mengikuti pendidikan karakter kerja sama Pemdaprov Jabar dengan TNI AD," ujar Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar.
Menurutnya, semua materi pendidikan karakter diberikan oleh tim instruktur dari TNI, dengan teknik mengajar yang sudah disesuaikan dengan anak remaja.
“Pendidikan karakter ini kemudian akan dituntaskan melalui pembelajaran dengan menghadirkan guru kunjung,” katanya.
Para peserta didik ini akan mengikuti pendidikan karakter selama 2 x 14 hari. Siswa belajar Senin – Kamis pukul 12.30 - 15.30, dan dapat ditambah di hari lain.
Mereka akan tinggal di asrama dengan proporsi pendidikan 40 persen ceramah - motivasi - diskusi - bedah kasus, 60 persen aktivitas fisik atau praktik. Namun pola 40:60 bisa berubah sesuai dengan kebutuhan dan situasi.