Selasa, 26 November 2019 04:05 UTC
PENEMUAN. Siswa dan guru berfoto bersama dengan alat yang digunakan untuk menguji tingkat kognitif tikus setelah diberi minyak ikan patin. Foto: Gayuh S.W
JATIMNET.COM, Ponorogo – Berawal dari banyaknya suplemen atau vitamin untuk otak yang masih banyak menggunakan campuran bahan kimia, tiga siswa kelas XII dari SMA N 3 Ponorogo berhasil membuat suplemen yang mengandung vitamin omega 3 dari ekstrak minyak ikan patin.
Adalah Muhammad Hilmi Wijaya, Brillian Reyvaldo, dan Dwi Zulfahmi, memanfaatkan bagian kepala dan jeroan ikan patin, bagian yang sering tidak dimasak atau dibuang, untuk membuat suplemen makanan mengandung vitamin omega 3.
“Kandungan Omega 3 dari ikan patin paling tinggi di antara ikan air tawar lainnya,” kata ketua kelompok Dwi Zulfahmi, Selasa 26 November 2019.
BACA JUGA: Mangga Kiojay Ponorogo, Bobotnya Mencapai Dua Kilogram per Buah
Menurutnya, selama ini banyak orang salah mengartikan jika kandungan vitamin omega 3 banyak terdapat pada daging ikan patin. Sementara, kandungan terbanyak justru pada bagian kepala.
Dia menjelaskan cara mengekstrak minyak ikan patin. Diawali dengan merebus ikan selama 30 menit, sampai terlihat ada kandungan minyak dari rebusan air ikan patin.
“Minyak dan air kemudian dipisahkan, lalu minyak kembali dipanaskan,” jelasnya.
BACA JUGA: Ini Panti Jompo di Ponorogo yang Penghuninya Undang Iba Warganet
Dwi menuturkan, saat dipanaskan, minyak ditambah bentonit dan didiamkan untuk kemudian disentrifugasi untuk memisahkan lapisan minyaknya, setelah itu minyak disaring dan dimasukkan ke dalam wadah.
“Untuk satu kilo kepala dan jeroan ikan patin bisa menghasilkan kurang lebih 100 mililiter minyak ikan patin,” tuturnya.
Minyak ikan patin hasil olahan ketiga siswa ini juga telah diujicobakan kepada tikus untuk mengetahui seberapa kuat kandungan omega 3 nya.
BACA JUGA: 65 Santriwati di Ponpes Ponorogo Keracunan Ikan Tongkol
Hasilnya, untuk kemampuan kognitif maupun memori dari tikus meningkat tajam dibandingkan sebelum diberi minyak ikan patin.
“Bahkan jika dibandingkan dengan vitamin omega 3 yang ada dipasaran, minyak buatan kami kandungan omega 3 nya lebih baik,” imbuhnya.
Hal itu ditunjukkan oleh tikus yang telah diuji menggunakan simulasi alat radial arm maze di mana kemampuan tikus untuk mengenali lokasi makanan meningkat drastis jika dibandingkan dengan sebelum mengkosumsi minyak ikan patin.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Rp 165 Miliar untuk Bangun Pasar Songgolangit Ponorogo
“Tikus juga kami kondisikan di tempat terang dan gelap agar bisa mengenali kondisi lingkungan sekaligus untuk menguji memori tikus,” tukasnya.
Inovasi dari ketiga siswa ini juga telah dilombakan pada Future Plan Competition yang digelar oleh Univertas Brawijaya Malang dan mendapat juara 1 tingkat nasional serta meraih predikat Best Presentation.
Sementara itu, Guru Pembimbing, Siti Nurwaqidah, menjelaskan memilih tikus dalam menguji minyak ikan, karena ukuran tubuh tikus yang relatif kecil dibandingkan dengan hewan pecobaan lain, dan mudah dipelihara dalam jumlah banyak.
“Selain itu karakter anatomi dan fisiologi dari tikus relatif mudah untuk diamati, dan variasi genetiknya juga banyak,” pungkasnya.