Sabtu, 30 May 2020 01:00 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Merebaknya Corona Virus Desease (Covid-19) di Indonesia, memunculkan kreativitas tiga mahasiswa PENS. Mereka adalah Muhammad Iqbal Millyniawan Pradana, Firmansyah Putra Maulana dan Muhammad Iodine Hanifan Firdaus.
Tiga mahasiswa jurusan Elektronika angkatan 2018 itu memodifikasi face shield (pelindung wajah) di bagian depannya ditempelkan sebuah alat untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang yang berada di hadapannya.
Ketua Tim, Muhammad Iqbal Millyniawan Pradana mengatakan, di tengah wabah pandemi Covid-19 saat ini, ada protokol yang umum dilakukan masyarakat yaitu cek suhu tubuh, lantaran kemudahannya dalam mengidentifikasi.
"Namun, kami menyayangkan peralatan pengukur suhu yang dijual dipasaran masih kurang dapat mengamankan masyarakat terutama orang yang mengukur karena saat pengukuran suhu cukup lama dan alat harus didekatkan dengan orang yang diukur suhunya. Sehingga perlindungan keselamatannya sangat minim," kata mahasiswa yang akrab disapa Iqbal itu, Jumat 29 Mei 2020.
BACA JUGA: 2.500 APD Produksi SMK di Jatim Siap Didiatribusikan
Di samping itu, menurutnya, pengecekan suhu tubuh yang dilakukan petugas juga harus cepat. Jika tidak, maka akan terjadi antrian dan justru menambah risiko penularan.
Berdasar itulah, ketiga mahasiswa ini pun menciptakan alat pendeteksi seseorang terindikasi Covid-19 atau tidak, tentunya dengan cepat dan akurat bernama Temperature Detector Shield.
"Alat ini berupa face shield (pelindung wajah) yang dikombinasikan dengan thermal laser dan dilengkapi dengan sensor GY-906 MLX90614 serta lensa, agar dapat mendeteksi suhu tubuh seseorang dengan akurasi yang cukup baik tanpa bersentuhan fisik dengan objek yang diukur (contactless)," ia menerangkan.
Sementara untuk pengolahan data sensor menggunakan Mikroprosesor Arduino Pro Mini yang kemudian tampilan outputnya akan muncul pada layar Lcd Oled yang berada didepan.
BACA JUGA: Gandeng RS Unair, ITS Ciptakan Tiga Inovasi Tangani Covid-19
"Sehingga sensor ini memiliki tingkat akurasi sebesar kurang lebih 0.5 celsius pada jarak maksimal satu meter jika menggunakan lensa, yang sangat sesuai dengan anjuran WHO yaitu jarak aman sejauh 1 meter," ia menjelaskan.
Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan baterai dengan jenis lithium polymer (LiPo) sebesar 350mAh, dan jenis baterai ini dipilih lantaran ukurannya yang kecil namun memiliki daya besar.
Ketiga mahasiswa ini pun mengklaim alat buatannya itu sangat aman dan cepat, karena ada pada face shield-nya langsung. Kendati demikian, mereka mengaku akan lebih menyempurnakan alatnya sebelum digunakan khalayak.
BACA JUGA: Tangkal COVID-19 Guru SMK di Ponorogo Buat Screening Room
“Kami berharap bisa menyempurnakannya lagi, dengan menambahkan fitur yang memungkinkan seperti sensor, jumlah orang yang bisa terdeteksi dan penyimpanan data," ia mengimbuhi.
Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, Ir. Anang Budikarso berharap agar semua karya yang telah dibuat ketiga mahasiswa tersebut dapat menjawab keresahan masyarakat di situasi pandemi ini.
“Saat ini masyarakat sedang resah. Semoga dengan berkarya menciptakan alat, baik itu aplikasi maupun sebuah alat prototype, karya yang dibuat itu bisa berstandart. Sehingga bisa dipatenkan untuk diperbanyak. Nantinya bisa juga disumbangsihkan ke masyarakat dan rumah sakit yang sekarang sedang sangat-sangat membutuhkan," kata Anang.