Logo

2.500 APD Produksi SMK di Jatim Siap Didiatribusikan

Reporter:,Editor:

Selasa, 07 April 2020 01:20 UTC

2.500 APD Produksi SMK di Jatim Siap Didiatribusikan

PRODUKSI APD: Kepala Dindik Jatim Wahid Wahyudi meninjau Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 produksi SMK di Jatim. Foto: Baehaqi

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Wahid Wahyudi memastikan produksi Alat Perlindungan Diri (APD) dalam penanganan pasien SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jatim telah menghasilkan 2.500 buah. 

Menurut dia, seluruh APD tersebut tengah didistribusikan ke masyarakat. "Saya bangga, sekaligus memberikan apresiasi kepada siswa SMK se-Jatim, baik negeri maupun swasta, karena sangat peduli," ujar Wahid, Senin 6 April 2020. 

Ia optimis produksi APD bisa lebih banyak lagi. Hitungannya, dengan kemampuan per siswa bisa mambuat 3-5 APD dan jumlah SMK sebanyak 235, setidaknya ada 70 ribu yang bisa diproduksi oleh SMK.

BACA JUGA: Covid-19, Pemprov Perpanjang Masa Belajar di Rumah

Namun untuk penjahitan baju APD ini, SMK masih terkendala bahan baku. Karena itu, Wahid meminta semua pihak yang memiliki bahan dan perlu dibuatkan baju APD, dipersilakan menghubungi SMK yang ada jurusan tata busana.

Tak hanya membuat baju APD, SMK di Jatim juga sudah membuat jenis APD lainnya, misalkan masker. "Sampai hari ini sudah 27 ribu masker yang diperbantukan ke masyarakat, khususnya Jatim," ujarnya.

Selain APD dan masker, SMK di Jatim juga memproduksi hand sanitizer dan sudah menghasilkan 4,7 ribu liter. Kemudian memproduksi disinfektan yang sampai hari ini sudah menghasilkan 4.800 liter.

"Ada yang diberikan lewat Pemprov untuk disalurkan ke masyarakat, juga ada yang diberikan kepada Pemkab/Pemkot dimana SMK itu berada," tuturnya.

BACA JUGA: Bukannya Belajar di Rumah, Sejumlah Anak di Probolinggo Kena Penertiban Satpol PP

Sementara itu, Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun mengaku semula pihaknya hanya menyiapkan masker. Tapi karena kebutuhan baju hazmat tak kalah mendesak, maka kedua APD tersebut diproduksi di sekolahnya.

"Kamis malam, kebetulan di Dinas Pendidikan ada bahan yang bisa dijahit. Saya sendiri yang mengambil karena kebetulan dekat. Paginya, Jumat, kita kerjakan bersama sekitar 43 anak. Ada yang saat itu hadir, ada yang diantar orang tuanya," kata Bahrun.

Sebetulnya, SMKN 6 sanggup mengerjakan pembuatan baju APD dalam jumlah lebih banyak lagi. Namun problemnya pada bahan baku. 
 
"Saat ini kebetulah bahan sudah habis. Bahkan Unesa (Universitas Negeri Surabaya) juga pesan ke kita 165 unit, tapi kita tidak ada bahan yang dikerjakan. Padahal ada sekitar 45 anak yang sudah kita siapkan," tandasnya.