Logo

Kokoon Grup Bangun Hotel di Banyuwangi

Reporter:

Rabu, 27 February 2019 10:38 UTC

Kokoon Grup Bangun Hotel di Banyuwangi

Ilustrasi: Pixabay.com

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Pesatnya perkembangan dunia pariwisata di Banyuwangi membuat dunia usaha tertarik untuk menanamkan investasi di Banyuwangi. Salah satunya di bidang perhotelan.

Kali ini, jaringan Hotel Kokoon yang tengah mengembangkan usahanya di Banyuwangi melakukan ground breaking pembangunan hotel yang terletak di Jalan Banyuwangi-Jember KM 7, Rabu 27 Februari 2019.

Bupati Anas mengatakan, hadirnya jaringan Hotel Kokoon di Banyuwangi akan menambah pilihan akomodasi bagi wisatawan yang menginginkan kenyamanan di Banyuwangi. Di Banyuwangi saat ini telah berdiri 13 hotel bintang tiga dan empat yang masing-masing menawarkan keunikan tersendiri.

BACA JUGA: Banyuwangi dan BRI Kolaborasi Garap Startup Pertanian

“Hadirnya hotel bintang empat yang diusung oleh Kokoon akan memberikan pilihan yang semakin menarik bagi wisatawan,” kata Bupati Anas dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Rabu 27 Februari 2019.

Anas mengakui dalam proses masuknya investasi Kokoon di Banyuwangi, pihaknya tidak langsung mengeluarkan ijin pembangunan bagi hotel tersebut. Ijin mendirikan hotel tersebut diberikan pasca hotel terakhir yang dalam proses pembangunan selesai dibangun dan beroperasi di Banyuwangi.

“Ijin pembangunan kami berikan setelah hotel Dialoog grup Alila yang ada di Kecamatan Kalipuro beroperasi. Ini sebagai komitmen kami pada investor, untuk memberikan kenyamanan iklim berinvestasi,” kata Anas.

BACA JUGA: Lebih Sedap dan Gurih, Tempe Daun Khas Oleh-oleh Banyuwangi

Selain itu, desain arsitektur Hotel Kokoon sendiri menurut Anas telah mengakomodir desain arsitektur lokal yang menjadi salah satu syarat di terbitkannya izin pembangunan hotel oleh daerah.

Selama delapan tahun terakhir daerah menjadikan terakomodirnya desain arsitektur lokal sebagai syarat diterbitkannya ijin pembangunan bagi semua investor yang masuk ke Banyuwangi.

“Kami selalu minta ada presentasi akhir desain bangunan baik itu hotel, kantor, pabrik sebelum ijin kami terbitkan. Tujuannya untuk menjadi ciri khas bangunan yang ada di Banyuwangi juga untuk meninggalkan jejak peradaban bagi generasi muda daerah di masa depan,” katanya.

Sebelumnya semua hotel berbintang di Banyuwangi seperti Aston, El-Royale, Santika, Alila, Dialoog semuanya menampilkan ciri khas arsitektur lokal Banyuwangi, baik pada desain eksterior maupun interior gedung.

BACA JUGA: BNI Banyuwangi Sediakan Rp 130 Miliar KUR Pertanian

Seperti atap hotel yang mengadopsi atap rumah Suku Khas Using, suku asli Banyuwangi, lobby hotel berbentuk limas sebagaimana bentuk rumah Using, hiasan interior berupa motif batik khas daerah Gajah Uling, hingga aksesoris penghias kamar yang menampilkan berbagai keunikan daerah.

"Setiap tahun kunjungan wisata di Banyuwangi juga terus meningkat. Wisatawan yang hadir di Banyuwangi tidak hanya berwisata, namun acara studi banding pemerintahan hingga menggelar seminar juga ramai di sini," jelas Anas.

Selama tahun 2018 lalu, terdapat lebih dari 34.000 orang yang mengunjungi Banyuwangi dari berbagai instansi pemerintahan seluruh Indonesia untuk studi banding. Tiap tahun rata-rata lebih dari 100 instansi pemerintahan dan swasta yang berkunjung ke Banyuwangi.

Satu instansi rata-rata membawa 80 rombongan. Mereka mayoritas ke Banyuwangi untuk mempelajari sejumlah inovasi, terutama penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di mana Banyuwangi menjadi kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapat nilai A atau tertinggi.

BACA JUGA: Menteri BUMN Resmikan Pabrik Cokelat di Banyuwangi

"Itu belum termasuk wisatawan yang memang ingin berlibur di Banyuwangi, yang mencapai lebih dari 98.970 wisatawan mancanegara pada tahun lalu. Belum wisatawan domestik yang jumlahnya mencapai 4,8 juta," ujar Anas.

Sedangkan, okupansi rata-rata hotel di Banyuwangi dalam satu tahun mencapai 60 persen. "Dalam kasus beberapa hotel berjejaring di Banyuwangi, justru okupansi mereka berada di atas okupansi hotel jaringannya secara nasional,” terangnya.

Sementara itu, CEO Property Kokoon Hotel, Budiman mengatakan kehadiran hotel dalam jaringan grup Kokoon tersebut untuk ikut serta dalam geliat pariwisata Banyuwangi. Kokoon melihat Banyuwangi memiliki potensi pariwisata yang unik dan berbeda dengan daerah lainnya. "Kami ingin menjadi bagian dari pertumbuhan Banyuwangi," katanya.

Banyak wisatawan mengenal Banyuwangi sebagai daerah dengan destinasi wisata yang potensial misalnya Gunung Ijen, Sukamade, Taman Nasional Alas Purwo, dan G-Land.

BACA JUGA: LIPI Ajarkan Siswa SD Banyuwangi Buat Robot

"Kami ingin turut andil dalam pariwisata daerah dan ikut mempromosikan destinasi yang ada di Banyuwangi baik pada skala nasional hingga internasional,” kata Budiman.

Budiman mengatakan hotel ini akan berdiri dengan 13 lantai dengan luas bangunan mencapai 17 ribu meter persegi. Kamar yang disediakan berjumlah 166 room yang terdiri atas deluxe dan eksekutive serta akan dilengkapi ballroom yang dapat menampung hingga 2.000 orang.

“Semoga hotel ini akan menjadi pilihan akomodasi terbaik bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi,” pungkasnya.