Rabu, 27 February 2019 02:13 UTC
Warga Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, memeriksa tanaman cabai di kebunnya. Foto : Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Banyuwangi pada tahun ini menyediakan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian sebesar Rp 130 milyar. Jumlah itu naik Rp 40 milyar atau hampir separuh dari yang dikeluarkan tahun lalu sebesar Rp 90 milyar.
Kepala Cabang BNI Banyuwangi, I Putu Gede Restu mengatakan peningkatan plafon KUR itu sebagai penerapan semboyan 'lepas dasi sejahterakan masyarakat' yang mereka miliki. Dia mengatakan hingga jelang akhir Februari 2019, kredit yang sudah tersalurkan sebesar Rp 17 milyar.
BACA JUGA: Target Penyaluran KUR BRI Naik 19,4 Persen
"Sekarang kami mengembangkan lagi untuk KUR peternakan. Kalau KUR pertanian bisa perseorangan, tapi pada peternaknan harus kelompok untuk memudahkan pendampingan karena masih baru," kata Restu di Resort Margo Utama 2, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Selasa 26 Februari 2019.
Tahun lalu, kredit sudah tersalurkan ke petani komoditi padi, jagung, kedelai (Pajale), kopi, dan produk hortikultura seperti jeruk, dan buah naga. Sementara kredit kepada 46 warga Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, menjadi KUR pertama peternakan yang disalurkan BNI Banyuwangi, melalui Bumdes Kharisma desa setempat.
BACA JUGA: BRI Dorong Penyaluran KUR Sektor Produksi
Masing-masing warga Desa Kalibaru Wetan mendapatkan kredit sekitar Rp 23.140.000 untuk membeli seekor sapi dan biaya pemeliharaan hingga panen. Restu mengaku memberikan total KUR Rp 1,064 milyar untuk 46 orang peternak sapi itu.
Dia juga mengklaim telah memberikan bunga sangat ringan untuk KUR peternakan tersebut, yakni 7 persen per tahun atau bunga Rp 5.800 per bulan untuk setiap Rp 1 juta. Sementara sapi warga Kalibaru Wetan itu nantinya akan dipanen dan dijual berdasarkan berat sapi, setelah digemukkan selama 100 hari sampai 110 hari.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Skema KUR untuk Nelayan dan Petani Garam
"Mudah-mudahan bisa jadi pusat pengembangan awal ke depan, sehingga masyarakat sekitarnya bisa belajar dari sini. Sehingga ke depan bisa kita support seluruh masyarakat yang memang mau berminat untuk beternak sapi," kata Restu lagi.
Dia juga mengatakan berencana mengembangkan KUR untuk bidang pariwisata di Desa Kemiren dan desa-desa penyangga Gunung Ijen. Namun survei belum dilakukan sehingga belum bisa ditentukan plafon yang disediakan dan berapa desa yang akan menjadi sasaran KUR pariwisata tersebut.