Kamis, 28 February 2019 08:18 UTC
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peluncuran Pendidikan Vokasi Link and Match antara Industri dengan SMK di PT. Delta Dunia Sandang Tekstil (Duniatex), Demak, Jawa Tengah, Kamis 28 Februari 2019. Foto: Biro Humas Kemenperin
JATIMNET.COM, Demak - Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi 4.293 kerja sama program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK. Hal ini sebagai upaya menyediakan satu juta tenaga kerja tersertifikasi sampai tahun 2019.
“Hingga tahap kesembilan, kami telah melibatkan sebanyak 2.340 SMK dan 861 perusahaan dengan total perjanjian kerja sama mencapai 4.293 yang telah ditandatangani,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada peluncuran program vokasi di PT Delta Dunia Sandang Tekstil (Duniatex), Demak, Jawa Tengah, Kamis 28 Februari 2019.
BACA JUGA: Vokasi Industri Gaet 2.074 SMK dan 745 Perusahaan
Airlangga menjelaskan dalam implementasi perjanjian kerja sama ini, satu SMK dapat dibina oleh beberapa perusahaan sesuai kebutuhan dan kejuruan yang diinginkan. “Adapun target pada tahun 2019, sebanyak 2.685 SMK dapat dibina atau menjalin kerja sama dengan industri,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com.
Sejak diluncurkan pada tahun 2017, program pendidikan vokasi ini telah menjangkau wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. “Jadi, sudah kali kedua program vokasi ini diluncurkan untuk mencakup wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena punya potensi besar dalam pengembangan industri manufaktur,” imbuhnya.
Untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, peluncuran program ini dilakukan penandatanganan sebanyak 585 perjanjian kerja sama, antara 116 perusahaan dengan 391 SMK.
BACA JUGA: Legislator Jatim Minta Pemerintah Fokus Pendidikan Vokasi Untuk SMA
Menurut Airlangga, pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK, ini merupakan salah satu program yang diwujudkan secara konkret Kemenperin dalam upaya menyediakan satu juta tenaga kerja tersertifikasi sampai tahun 2019.
Adapun program lainnya yang telah dilakukan guna dapat mencapai target tersebut, yakni melalui pendidikan vokasi berbasis kompetensi dengan konsep dual system di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, memfasilitasi pembangunan politeknik di kawasan industri, serta pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja).
“Kami juga memfasilitasi pembangunan infrastruktur kompetensi melalui SKKNI, LSP dan Sertifikasi Kompetensi, serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kemenperin Anggarkan Rp 1,78 Triliun untuk Pendidikan Vokasi Industri
Menperin meyakini, ketersediaan SDM kompeten akan mendongkrak daya saing industri nasional. Apalagi, mereka yang memahami dan menguasai teknologi digital sesuai kebutuhan di era industri 4.0 saat ini.
“Sehingga dapat memacu sektor industri kita agar lebih kompetitif di kancah global. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” ujarnya.
Sebagai benefit bagi perusahaan yang berperan aktif dalam pengembangan pendidikan vokasi, Airlangga menambahkan, pemerintah sedang menyiapkan skema insentif fiskal super deductible tax berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200 persen dari biaya yang dikeluarkan perusahaan.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Dorong Vokasi Jelang Revolusi Industri 4.0
Dalam rangkaian kegiatan ini, juga dilakukan pemberian bantuan mesin dan peralatan oleh 18 perusahaan kepada 144 SMK untuk keperluan praktikum. Selain itu, dilaksanakan pembukaan diklat 3 in 1 untuk industri garmen dan alas kaki dengan jumlah 200 peserta dan penyerahan sertifikat training of trainer (ToT) kepada guru SMK sebanyak 150 orang.
“Kami menyambut baik dalam kesempatan ini, pembukaan diklat 3 in 1 diikuti oleh 50 orang penyandang disabilitas yang akan ditempatkan bekerja di beberapa perusahaan alas kaki. Dengan demikian, jumlah penyandang disabilitas yang telah dilatih, disertifikasi dan ditempatkan bekerja sudah mencapai 413 orang,” sebutnya.