Selasa, 23 April 2019 09:39 UTC
Eko Patrio berpose dengan Capres Prabowo Subianto di akun Instagramnya @ekopatriosuper. Foto: @ekopatriosuper/instagram
JATIMNET.COM, Surabaya – Pelawak Ukraina Volodymyr Zelensky terpilih mejadi Presiden di negara pecahan Uni Soviet, mengalahkan petahana Petro Poroshenko, pada pemilihan 21 April lalu.
Kritik mengatakan, latar belakang pelawak tanpa diperkuat pengalaman sebagai politisi akan menyulitkan Zelensky dalam memimpin negara yang sedang berjuang melawan upaya aneksasi Rusia, dan pemberontakan sipil di wilayah Timur.
Namun, Zelenksy bisa jadi bukan pelawak satu-satunya yang menyeberang ke dunia politik.
Di Indonesia, sistem pemilihan langsung yang melibatkan rakyat, membuat sejumlah pelawak yang meraih popularitas dari layar kaca, dan tanpa memiliki latar belakang politik, melebarkan sayap sebagai politikus.
BACA JUGA: Exit Poll Unggulkan Pelawak Sebagai Presiden Terpilih Ukraina
Berikut sejumlah pelawak yang kemudian berkarir sebagai politisi, dikutip dari beberapa sumber.
1.Eko Patrio
Laki-laki kelahiran Nganjuk 49 tahun silam ini bernama lengkap Eko Hendro Purnomo. Ia populer sebagai pelawak saat bergabung dengan grup Patrio, bersama Akri dan Parto.
Bakat melawaknya sudah terbentuk sejak duduk di bangku SMA. Bersama rekannya ia mendirikan kelompok lawak bernama Seboel, kependekan dari Sekelompok Bocah Eling.
Tahun 2004 ia membentuk Patrio, kependekan dari nama ke tiga personelnya, Parto, Akri dan Eko. Sejak itu karirnya di dunia hiburan semakin moncer, dengan membintangi film layar perak “Bangun Lagi Dong Lupus”, dan menjadi presenter di berbagai acara hiburan.
BACA JUGA: Komedian Volodymyr Zelensky Pimpin Perolehan Pilpres Ukraina
Tahun 2009, ia kemudian merambah dunia politik dengan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Tahun itu pula, ia terpilih menjadi anggot DPR RI dalam komisi yang membidangi pendidikan dan kesenian.
Karirnya di DPR bertahan hingga pemilu 2014-2019. Selama menjadi politisi, Eko tak pernah meninggalkan karirnya sebagai komedian.
2.Akri
Rekan Eko dalam Patrio, Akri, mencoba terjun ke dunia politik di tahun 2014. Pemilik nama Muhammad Akri Falaq ini ikut bursa pemilihan daerah Kabupaten Bogor di tahun 2014. Laki-laki kelahiran 50 tahun yang lalu ini, maju sebagai wakil bupati mendampingi Gunawan Hasan.
BACA JUGA: Jokowi Digelari Jancuk, Ternyata Begini Makna Jancuk Sebenarnya
Namun upayanya tidak semulus Eko. Akri gagal dalam pemilihan bupati, dan kini terlihat disibukkan dengan kegiatan rohani sebagai dai.
3. Nurul Qomar
Qomar dikenal sebagai anggota kelompok lawak empat sekawan, bersama Derry, Eman dan Ginanjar. Kelompok itu sempat melejit namanya di tahun 1990an, ketika membintangi komedi situasi “Lika Liku Laki-Laki”.
Namun selain berprofesi sebagai pelawak, Qomar adalah seorang guru. Ia sempat menjadi kepala sekolah sebuah TK dan dan guru SD di Jakarta di tahun 1985-1987.
BACA JUGA: Kenang Charlie Chaplin, Jalur Kereta Garut Akan Dihidupkan
Qomar bahkan ditetapkan sebagai Rektor Universitas Muhadi Setiabudi, Brebes, masa bakti 2017-2001.
Laki-laki kelahiran 58 tahun silam ini, terjun ke politik di tahun 2004 lewat Partai Demokrat. Hasilnya, Qomar sukses menjadi anggota DPR RI selama dua periode.
Tak puas di kursi legislatif, Qomar pun ikut kontestasi politik di Pilkada Cirebon 2013. Bersama Subhan, Qomar maju sebagai calon bupati. Sayangnya, upayanya menuju eksekutif gagal.
Laki-laki yang gemar berdakwah ini tak patah arang. Tahun 2018, ia kembali maju di Pilkada Cirebon. Kali ini ia membidik posisi calon wakil bupati, berpasangan dengan Mohammad Lutfi.
BACA JUGA: Dari Perempuan Jepang ke Kembang Jepun
Namun, upayanya kembali gagal. Pada pilkada 27 Juni, petahana Sunjaya Purwadi memenangkan kursi eksekutif kali kedua.
4. Mi’ing
Pelawak bernama Tubagus Dedi Suwandi Gumelar ini dikenal saat bergabung dengan kelompok lawak Bagito, bersama Didin dan Unang. Karirnya bermula dari profesi penyiar radio. Ia meraih popularitas di layar kaca bersama Bagito.
Tahun 2009-2014, laki-laki kelahiran 9 Juli 1958 itu berhasil duduk di DPR RI dengan mengendarai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pada 2015, ia menjajal peruntungan dengan mengikuti kontes pilkada sebagai wakil bupati Karawang tahun 2015, meskipun menelan kekalahan.
Ia tetap konsisten di panggung politik. Tahun 2017, ia mengangkat jangkarnya dari PDIP dan berlabuh ke Partai Amanat Nasional, untuk persiapan maju dalam Pileg 2019.
5. Dicky Chandra
Laki-laki kelahiran 12 mei 1974 ini lebih dikenal sebagai aktor dan juga pelawak di tahun 1990an. Belakangan ia juga merabah ke dunia musik dengan mengeluarkan sejumlah lagu.
BACA JUGA: GP Ansor Jatim: Film Bumi itu Bulat Sarat Toleransi
Tahun 2009, ia terpilih sebagai Wakil Bupati Garut berpasangan dengan Aceng Fikri. Namun, masa jabatannya tak tuntas hingga 2013. Dua tahun menjabat, Dicky memilih turun karena tak cocok dengan Aceng Fikri.
6. Andre Taulany
Karir laki-laki kelahiran 17 September 1974 ini berawal dari pentolan grup band Stinky di tahun 1990 an. Setelah itu, ia merambah dunia akting salah satunya dalam film populer “Kiamat Sudah Dekat” di awal tahun 2000an.
Popularitasnya semakin menanjak dengan bergabung dalam pertunjukan komedi “Opera Van Java”.
Berbekal popularitas di layar kaca, Andre lantas terjun dalam arena pilkada Tengerang Selatan tahun 2010. Berpasangan dengan Arsid, Andre yang membidik wakil walikota harus menelan pil pahit. Ia kalah dari Airin di pilkada 2012.
Kini Adre kembali menekuni profesinya sebagai pelawak.