Logo

Ikuti Lima Langkah Bijak Ini untuk Kurangi Sampah Makanan

Reporter:

Sabtu, 05 October 2019 12:33 UTC

Ikuti Lima Langkah Bijak Ini untuk Kurangi Sampah Makanan

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Sampah makanan kadang disepelekan karena bisa menjadi pupuk komps. Namun, jika tidak dikelola dengan baik bisa menjadi masalah karena gas metana yang ditimbulkannya.

Apalagi, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia setelah Arab Saudi.

Lalu apa yang bisa dilakukan? CEO sekaligus Founder Ranum Farm Azmi Basyarahil mengatakan, solusinya bisa dilakukan dengan mempersingkat durasi makanan untuk cepat sampai ke meja makan.

Begini langkahnya:

1. Cek persediaan makanan

Buka lemari pendingin, apa saja makanan yang masih tersisa. Pikirkan dari mana, siapa yang membuat, dan berapa harga yang dikeluarkan untuk mendapatkan makanan tersebut. Cara ini akan sangat efektif membuat kita berpikir ulang untuk membuang makanan.

BACA JUGA: Gas Metana Sampah Makanan Bisa Picu Perubahan Iklim

"Agar tidak pusing mengurusi orang, masing-masing dari kita bisa menyadari, ada kisah meja makan, sepulang dari sini cek kulkas kita, kita price belanja di mana, dan sudah disimpan berapa lama," ujar Azmi, Jumat 4 Oktober 2019.

2. Belanja cerdas

Belanja cerdas bukan sekadar mencari diskonan tapi tidak memperhatikan kebutuhan dan hanya sekedar keinginan. Bisa juga dilakukan dengan mengenal pada siapa kita membeli, siapa yang menghasil barang seperti petani, nelayan, peternak dan sebagainya.

"Masalah bukan ada di kebun atau petaninya, sering masalahnya di konsumen. Aroma busuk, perlakukan ngawur seenaknya memperlakukan sayuran, kalau petani melihat mereka akan sedih," tutur Azmi.

BACA JUGA: Dipengaruhi Bahan Makanan, Deflasi Surabaya Terendah se Jatim

3. Pintar menyimpan

Tidak sedikit konsumen yang abai dan tidak membaca panduan menyimpanan produk yang baik. Seperti edamame yang dijual Azmi misalnya, ada konsumen mengeluh karena kualitasnya tidak baik, setelah diperiksa ia menyimpannya di freezer padahal sudah diberitahu untuk disimpan di chiller.

"Beli buah mangga 5 kilogram kita mau makan dia dalam waktu seminggu habis. Cara simpan harus dipikirkan, saat dipilih itu ada tingkat kematangannya. Salahnya beli 5 kilogram sudah matang semua, sehingga 2 hari udah rusak kita nggak kuat menghabiskan," ungkapnya.

4. Beli apa yang dibutuh

Transaksi online, kini semakin merajalela, taburan cashback dan diskon juga melanda konsumen. Nah, seringnya kalau tidak bijak semua bisa dibelanjakan padahal tidak butuh, tidak habis akhirnya dibuang.

BACA JUGA: Peneliti Temukan Kadar Plastik Beracun dalam Feses dan Urine Anak-anak

"Sebagai konsumen selalu merasa paling benar, ada rabun dekat. Konsumen paling betul paling kenceng omongnya. Sebetulnya sampah nggak banyak di hulu (tempat asal pembuatan), yang banyak (sampah) itu di tengah dan hilir akhir di konsumen," terangnya.

5. Jadi konsumen kreatif

Azmi mengatakan penting untuk menjadi konsumen kreatif. Seperti misalnya, pisang yang sudah terdapat bintik-bintik hitam bukan berarti busuk, tapi hanya kadar gulanya saja yang meningkat. Memang tidak baik untuk yang diabetes, tapi sangat baik bagi penderita mag.

Sumber: Suara.com