Selasa, 18 June 2019 14:14 UTC
PENGALAMAN BARU. Sejumlah pelajar dan guru asal Australia mengikuti kegiatan belajar membatik di SMA Muhammadiyah dalam program study exchange, 13-21 Juni 2019. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Surabaya – Lorne P12 College Victoria, Australia mengikuti program study exchange dengan mendatangi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya. Program selama lima hari terhitung 13-21 Juni itu sedikit berbeda.
Masalahnya baru pertama kali dilakukan oleh 13 pelajar dan dua guru Australia dalam metode pembelajaran, yakni membatik.
“Ini pertama kalai bagi anak-anak mempelajari batik,” kata salah satu guru Lorne P12 College Victoria, Australia Ky Millar melalui rilis yang diterima Jatimnet.com, Selasa 18 Juni 2019.
BACA JUGA: Mahasiswa STTS Pasarkan Batik ke Pasar Internasional Melalui Aplikasi
Membatik, menurutnya, adalah pengalaman baru dan sangat luar biasa. Dia bahkan memuji murid-murid dan guru di Indonesia yang telah mengajaknya membatik. Sebab membatik sangatlah sulit. Karena tidak menggunakan canting, akan tetapi brush dan lukis.
Ia mengungkapkan, sebenarnya di Lorne P12 College Victoria ingin memberikan mata pelajaran membatik. Namun, di Australia kesulitan mencari bahan (lilin dan canting) dan banyak aturan di sekolah yang tidak memperbolehkan.
“Lilin yang harus dipanaskan menyulitkan untuk dipraktikkan,” ujarnya.
Namun pengalaman membatik di Indonesia sangat luar biasa. Pasalnya, anak didiknya bisa mendalami budaya dan keseharian di Surabaya. Baginya, hal ini bagus untuk Indonesia dan Australia, agar hubungan budaya, pendidikan, dan sektor lain bisa semakin dekat.
BACA JUGA: Disperindag Jawa Timur Fokus Fasilitasi Bahan Baku Batik
Kara Bliss Darciy, salah satu siswa kelas 11 Lorne P12 College Victoria mengakui membatik lebih sulit saat menggaris, terlebih membentuk lingkaran. “Membatik sangat menyenangkan, dan memberi saya pengalaman. Saya terima kasih diajarkan membatik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Smamda Astaja akan mengenalkan siswa Australia terhadap budaya seperti belajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
“Hari ini mereka diajari membatik dan produknya akan kita berikan ke anak-anaknya. Mereka juga kami ajak ke tempat-tempat bersejarah seperti masjid Al-Akbar dan Masjid Cheng Hoo,” jelasnya.
Selain itu, rombongan dari Australia itu diajak ke sanggar merpati di Universitas Airlangga, sanggar di Kenjeran, dan dikenalkan budaya Jawa lainnya.